Punya Anak Bukan Cuma Urusan Cinta, Tapi Finansial! Psikolog UI Ungkap Realita yang Jarang Dibahas Pasangan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Gen, pernah kepikiran nggak sih kenapa makin banyak pasangan yang memutuskan buat nunda punya anak? Di era sekarang, urusan punya momongan bukan lagi sekadar soal cinta atau umur pernikahan. Ada pertimbangan yang jauh lebih kompleks dan realistis-mulai dari uang, kesiapan mental, sampai kondisi tempat tinggal.
Psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan, buka-bukaan soal fenomena ini. Menurutnya, keputusan untuk punya anak bukan cuma urusan insting atau ikut-ikutan, tapi harus dipikirin matang, terutama dari sisi material dan kesiapan mental.
Bukan Nggak Mau, Tapi Belum Mampu
"Dari sisi finansial berapa mereka bisa tabung untuk anak mereka, terus kehidupan seperti apa yang mereka ingin bangun, apakah mereka oke dengan masih nebeng di rumah orang tua misalnya, atau mereka siap untuk misalnya ya udah ngontrak dan sebagainya, jadi sebenarnya kalau secara material tetap bisa terukur," ujar Sani, dilansir dari ANTARA.
Banyak pasangan menengah ke atas yang justru lebih 'mindful' soal ini. Mereka mikir panjang: sanggup nggak kasih pendidikan terbaik? Siap nggak ngasuh anak sambil ngejar karier? Nggak heran kalau akhirnya keputusan punya anak ditunda dulu sampai mereka merasa stabil.
Pasangan Edukasi Tinggi vs Realita Kelas Bawah
Sani juga menyebutkan, pertimbangan soal fasilitas dan kesiapan finansial biasanya muncul dari pasangan yang lebih teredukasi, terutama dari kelas menengah ke atas. Sementara untuk kalangan bawah, keputusan punya anak kadang terjadi tanpa banyak perhitungan.
"Banyak yang dari kalangan bawah hanya melahirkan anak apa adanya," jelasnya.
Padahal Gen, jadi orang tua itu bukan cuma soal melahirkan, tapi juga soal bertanggung jawab buat masa depan anak.
Takut Gagal Jadi Orang Tua? Wajar Banget
Selain duit, ada juga faktor yang nggak kalah penting: kesiapan mental. Banyak pasangan yang takut gagal jadi orang tua, takut nggak bisa mendidik anak dengan benar, atau takut anaknya tumbuh dalam kondisi nggak ideal.
"Ketika kita mau punya anak, ada kekhawatiran kehadiran anak ini enggak jadi apa-apa biasanya, takutnya gagal sebagai orang tua misalnya, takutnya juga anak ini enggak tumbuh sehat misalnya..." kata Sani.
Makanya, dia nyaranin buat ngobrol dulu dengan psikolog atau orang yang udah berpengalaman. Sharing pengalaman bisa bantu menenangkan dan menumbuhkan rasa percaya diri buat jadi orang tua.
Orang Tua Nggak Akan Pernah 100% Siap, Tapi Bisa Terus Belajar
Sani juga bilang, meskipun udah dipersiapkan matang, jadi orang tua tetap bakal nemu tantangan di sepanjang jalan. Karena nggak ada rumus pasti buat parenting, semua orang tua pasti terus berproses.
"Orang tua akan merasa selalu tidak siap atau merasa kurang dalam membimbing anak," tegasnya.
Nah, karena itu penting banget buat terus belajar dan menyesuaikan diri, biar anak bisa tumbuh dengan support terbaik.
Kuncinya: Sepakat Bareng Pasangan
Gen, satu hal yang nggak boleh dilupain-keputusan punya anak harus datang dari dua arah. Jangan sampai salah satu merasa terpaksa atau terbebani karena keputusan sepihak. Kalau nggak disepakati dengan sadar, bisa-bisa bikin masalah dalam hubungan ke depannya.
Karena parenting bukan tanggung jawab satu orang, tapi perjalanan bersama yang penuh tantangan dan perlu dukungan terus-menerus.
0 Comments





- 5 Tips Jitu Bangkit dari Kegagalan, Biar Gak Terpuruk Terus
- Profil Gusti Irwan Wibowo Alias Gustiwiw, Musisi Jenius, Kocak, dan Multitalenta yang Terlalu Cepat Pergi
- Benarkah Minyak dari Biji-Bijian Tidak Sehat? Simak Penjelasan Ahli Gizi!
- Polda Metro Jaya Izinkan Penggunaan Bahu Jalan di Tol Dalam Kota untuk Kurangi Kemacetan
- Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Deddy Corbuzier Kenang Sosok Ibrahim Assegaf Saat Datang Ke Acaranya
- Pacaran Mulai Boring? Ini Cara Biar Hubungan Kalian Gak Hambar!
- Rayakan Ramadan dengan Keistimewaan Singgah Rasa, Aman Djiwa di Hotel Episode Gading Serpong
- Mengapa Banyak Bisnis Gagal di Tahun Pertama dan Cara Menghindarinya
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!