Trump Buka Peluang Baru untuk Suriah: Bertemu Presiden ‘Tangguh’ dan Hapus Sanksi AS
JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menggelar pertemuan bersejarah dengan Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, di Arab Saudi, di tengah keputusan mengejutkan untuk mencabut semua sanksi AS terhadap Suriah. Momen ini dianggap sebagai langkah penting dalam mengakhiri isolasi internasional Suriah setelah bertahun-tahun konflik dan embargo ekonomi.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 30 menit itu, Trump menggambarkan Sharaa sebagai sosok muda yang menarik dan tangguh, dengan masa lalu yang penuh perjuangan. Sharaa sendiri adalah mantan pejuang yang pernah melawan pasukan AS di Irak dan sebelumnya termasuk dalam daftar buronan dengan imbalan jutaan dolar. Pertemuan ini menjadi yang pertama antara pemimpin AS dan Suriah dalam seperempat abad, menandai babak baru hubungan diplomatik kedua negara.
Trump juga mengumumkan bahwa Amerika Serikat kini membuka peluang normalisasi hubungan dengan Damaskus dan berencana mengakhiri sanksi yang selama ini sangat membebani ekonomi Suriah. "Saya memerintahkan penghentian sanksi demi memberi Suriah kesempatan bangkit kembali," kata Trump di depan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Sementara itu, Sharaa menyambut baik keputusan tersebut dan menyebutnya sebagai langkah berani yang dapat meringankan penderitaan rakyat Suriah dan memulai proses pemulihan negara. Ia menyatakan dalam pidato televisi malam harinya bahwa pekerjaan berat baru saja dimulai untuk membangun kembali Suriah modern.
Reaksi masyarakat Suriah sangat positif, dengan banyak yang menyambut hangat berita ini sebagai tanda berakhirnya 15 tahun masa sulit dan isolasi. Di Damaskus, bendera Saudi dan Suriah kini tampak berdampingan di pasar-pasar lokal sebagai simbol baru harapan dan kerja sama.
Trump juga mengungkapkan harapannya bahwa Sharaa dapat menjaga kesatuan Suriah dan menyatakan bahwa presiden Suriah telah setuju untuk bergabung dengan kesepakatan Abraham yang mengarah pada normalisasi hubungan dengan Israel, yang telah diteken oleh beberapa negara Arab.
Di sisi lain, Trump menekankan perlunya Suriah mengusir kelompok teroris dan membantu Amerika Serikat melawan ISIS serta menangani persenjataan kimia yang tersisa. Pertemuan ini difasilitasi atas dorongan dari Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an, yang percaya dialog dengan Trump dapat membuka jalan baru bagi Suriah.
Setelah pertemuan tersebut, Trump melanjutkan perjalanan ke Qatar untuk menandatangani kesepakatan besar dengan Qatar Airways dan memperkuat hubungan ekonomi di kawasan.
Penghapusan sanksi AS menjadi titik balik besar bagi Suriah yang selama ini terkunci dalam krisis ekonomi dan politik sejak 2011. Meski Israel masih menyatakan kekhawatiran terkait kehadiran pasukan Suriah di wilayah tertentu, langkah Trump ini membuka peluang baru bagi Suriah untuk kembali berpartisipasi di dunia internasional dan memperbaiki kondisi ekonomi yang hancur akibat perang panjang.
0 Comments





- Sukatani Akui Mendapat Tekanan dan Intimidasi dari Kepolisian
- Moskow Dihantam Drone Ukraina, Penerbangan Terganggu dan Ketegangan Meningkat
- Vettel Dikabarkan Ingin Kembali ke Formula 1
- Robert Pattinson Dipertimbangkan Jadi Villain di Film Terakhir "Dune"
- Kendrick Lamar Masih Mendominasi Penghargaan Musik Tahun Ini Setelah Mengukir Sejarah di Grammy
- Hailee Steinfeld Mulai Rekaman untuk "Spider-Man: Beyond the Spider-Verse", Film Tayang 2027
- Perang dan Kelaparan Menghancurkan Sudan, Krisis Kemanusiaan yang Tidak Disorot Dunia
- Spotify Rilis Fitur untuk Menemukan Konser Terdekat
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!