Penjualan Ubisoft Turun Hampir 50%, Lebih Banyak PHK & Penutupan Studio Menanti
JAKARTA, GENVOICE.ID - Tahun 2024 menjadi tahun terburuk dalam sejarah Ubisoft. Serangkaian kesalahan dan game yang dibuat asal-asalan gagal menarik perhatian pemain. Banyak yang percaya bahwa jika game terbaru mereka, "Assassin's Creed Shadows", gagal secara finansial, ini bisa menjadi akhir bagi pengembang yang dulunya sangat dihormati. Laporan keuangan terbaru Ubisoft memperkuat anggapan ini, menunjukkan betapa besar kejatuhan perusahaan dan mengindikasikan bahwa tahun 2025 kemungkinan akan membawa lebih banyak penutupan studio serta PHK.
Dalam laporan keuangan kuartal ketiga tahun fiskal 2024-25 yang berakhir pada 31 Desember 2024, pendapatan dari kontrak pelanggan atau IFRS 15 sales tercatat sebesar 318 juta euro, turun drastis 47,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selama sembilan bulan pertama tahun fiskal 2024-25, pendapatan ini mencapai 990 juta euro, turun 31,4 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Net bookings, sebuah indikator pendapatan dari pemesanan game, bahkan mengalami penurunan lebih tajam, hanya mencapai 301 juta euro di kuartal ketiga, turun 51,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Selama sembilan bulan pertama 2024-25, total net bookings hanya 944 juta euro, turun 34,8 persen.
Dengan kondisi seperti ini, tidak mengherankan jika Ubisoft memiliki bagian khusus dalam laporan yang membahas rencana pemotongan biaya. Intinya, mereka akan menghemat uang dengan membatalkan proyek, menutup studio, dan memecat banyak karyawan.
Setelah membatalkan game "XDefiant" dan menutup empat studio produksi, Ubisoft mengklaim mereka "lebih cepat dari jadwal" dalam mengurangi biaya tetap lebih dari 200 juta euro pada akhir tahun fiskal 2025. Yang lebih mengkhawatirkan, laporan tersebut juga menyatakan bahwa perusahaan akan terus melakukan penghematan di tahun fiskal 2026 dan bahkan melampaui target awal, yang berarti lebih banyak studio akan ditutup dan lebih banyak karyawan akan kehilangan pekerjaan.
Lalu, bagaimana Ubisoft berencana bangkit? Mereka memperkirakan bahwa net bookings akan meningkat di kuartal keempat 2025, terutama berkat perilisan "Assassin's Creed Shadows" pada 20 Maret.
Hal yang menarik adalah Ubisoft menargetkan net bookings sebesar 1,9 miliar euro untuk tahun fiskal ini. Mengingat selama sembilan bulan pertama mereka baru meraih 944 juta euro, target ini terdengar cukup ambisius, bahkan mungkin tidak realistis. Meskipun banyak kontroversi, kecil kemungkinan "Shadows" akan gagal total secara finansial karena nama besar "Assassin's Creed". Namun, apakah game ini benar-benar bisa menghasilkan pendapatan hingga satu miliar euro masih sangat diragukan.
Terkait "Assassin's Creed Shadows", Ubisoft mengklaim bahwa angka pre-order-nya sebanding dengan "Assassin's Creed Odyssey", game kedua paling sukses dalam seri ini. Mereka juga menyebut bahwa para kritikus memuji dunia game yang imersif, grafis yang memukau, dan gameplay yang beragam berkat sistem dua protagonis. Namun, seperti yang sering terjadi, opini jurnalis game dan reviewer tidak selalu selaras dengan pendapat pemain biasa, yang pada akhirnya adalah pihak yang benar-benar membeli game.
0 Comments





- Adobe Memperkenalkan Inovasi Berbasis AI di Lightroom untuk Mendukung Kreativitas
- Kemajuan Negosiasi Mineral Ukraina dan Serangan Mematikan di Dnipro
- Peran-Peran Ikonik yang Pernah Dibintangi Mat Solar
- Korea Utara Bentuk Unit Baru dengan Fokus pada Peretasan Berbasis AI
- Alami Krisis, Jepang Impor Beras dari Korea Selatan untuk Pertama Kalinya dalam 25 Tahun
- Aktor Ju Yeon Woo Mengaku Kangen Indonesia: "Aku Rindu Kelapa Gading dan Makanan Favorit di Sini"
- Mac McClung Menangkan Kontes Slam Dunk NBA untuk Ketiga Kalinya
- Konklaf Dimulai 7 Mei, Gereja Katolik Menantikan Paus Baru
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!