Kemajuan Negosiasi Mineral Ukraina dan Serangan Mematikan di Dnipro

JAKARTA, GENVOICE.ID - Perang Ukraina yang memasuki hari ke-1.149 menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi diplomatik maupun serangan militer. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, baru-baru ini menyampaikan bahwa negosiasi terkait kesepakatan mineral dengan Amerika Serikat menunjukkan "kemajuan yang baik." Seorang pejabat yang terlibat dalam pembicaraan tersebut menyatakan bahwa draf terbaru dari kesepakatan AS-Ukraina tidak lagi menganggap bantuan militer sebelumnya sebagai utang yang harus dibayar oleh Ukraina. Pembicaraan ini dilaporkan berlangsung dengan kecepatan yang cukup pesat, dan para pejabat Ukraina berharap kesepakatan ini akan memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara.

Zelenskyy menyatakan dalam pidatonya bahwa "aspek legal utama hampir selesai," dan jika negosiasi ini terus berjalan lancar, kesepakatan tersebut bisa membawa hasil positif bagi kedua negara. Meski demikian, pembicaraan ini tidak lepas dari tantangan, mengingat adanya tuntutan dari pemerintah Trump agar Ukraina memberikan sebagian besar sumber daya alam dan mineral penting, yang dikenal sebagai "tanah jarang," sebagai imbalan atas bantuan militer.

Kemajuan Negosiasi Mineral Ukraina dan Serangan Mematikan di Dnipro
- (Dok. Reuters).

Di sisi lain, serangan yang dilakukan oleh Rusia menggunakan drone Shahed di kota Dnipro pada Rabu mengakibatkan tiga orang tewas dan setidaknya 28 lainnya terluka, termasuk seorang bayi berusia sembilan bulan. Gubernur setempat, Sergiy Lysak, mengonfirmasi kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa serangan tersebut memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah tegang. Selain itu, serangan rudal Rusia di kota Izium, Kharkiv, juga menyebabkan dua orang terluka.

Sementara itu, serangan di kota Kherson yang dilakukan oleh pasukan Rusia menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya dalam apa yang disebut sebagai serangan ganda, di mana pasukan Rusia melakukan serangan berulang kali dalam waktu singkat.

Pihak berwenang Ukraina juga melaporkan bahwa mereka telah menangkap sembilan orang, termasuk lima remaja, yang diduga merencanakan serangan sabotase yang bekerja sama dengan layanan keamanan Rusia. SBU (Layanan Keamanan Ukraina) mengungkapkan bahwa beberapa dari mereka berencana untuk menanam bahan peledak di dekat bangunan tempat tinggal dan jalur kereta api. Selain itu, agen SBU menyita lebih dari 30 kg bahan peledak yang ditemukan selama penangkapan tersebut.

Di sisi diplomatik, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dijadwalkan untuk bertemu dengan Marco Rubio, Sekretaris Negara AS, dan utusan Rusia Donald Trump, Steve Witkoff, pada Kamis untuk membahas upaya mengakhiri perang Ukraina. Ini menunjukkan komitmen internasional yang terus berkembang dalam menyelesaikan konflik yang berlangsung lebih dari dua tahun ini.

Selain itu, keputusan Latvia untuk keluar dari perjanjian internasional yang melarang ranjau anti-personel menjadi perhatian besar. Parlemen Latvia memilih untuk menarik diri dari konvensi Ottawa, sebuah langkah yang dianggap sebagai respons terhadap ancaman militer yang ditimbulkan oleh Rusia. Keputusan ini memberikan ruang bagi angkatan bersenjata Latvia untuk memperkuat pertahanan mereka, jika diperlukan, menggunakan semua metode yang mungkin untuk melindungi warga negara mereka.

Estonia, Lithuania, Polandia, dan Finlandia juga mengikuti jejak Latvia, dengan beberapa negara tersebut memilih untuk meninggalkan perjanjian yang melarang penggunaan ranjau darat dan bom cluster. Tindakan ini menambah ketegangan regional di kawasan Baltik, mengingat Rusia terus meningkatkan ancamannya.

Perkembangan terbaru dalam perang Ukraina menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan diplomatik dalam beberapa area, ancaman serangan militer tetap menjadi kenyataan sehari-hari. Sementara itu, di luar medan perang, negara-negara Barat, termasuk Prancis dan AS, terus bekerja sama untuk mencari solusi jangka panjang bagi penyelesaian konflik ini. Konflik yang terus berkecamuk ini tak hanya mempengaruhi Ukraina, tetapi juga merubah dinamika geopolitik global, dengan negara-negara Eropa mengubah kebijakan keamanan mereka untuk menghadapi ancaman yang semakin besar.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Ukraina
  • Konflik

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE