Jose Mujica Wafat di Usia 89, Dari Gerilyawan ke Presiden Paling Sederhana di Dunia
JAKARTA, GENVOICE.ID - Mantan Presiden Uruguay, Jose Mujica meninggal dunia pada usia ke-89. Ia juga dikenal sebagai presiden termiskin karena gaya hidupnya yang sederhana.
Presiden Uruguay saat ini, Yamandú Orsi, mengumumkan kabar duka ini lewat X (dulu Twitter), dengan pesan, "Terima kasih atas semua yang telah kau beri dan atas cinta besarmu pada rakyat."
Belum diketahui pasti penyebab meninggalnya, tapi Mujica sudah lama berjuang melawan kanker kerongkongan.
Karena hidupnya yang sederhana, kritiknya terhadap gaya hidup konsumtif, dan kebijakan sosial yang progresif termasuk Uruguay jadi negara pertama yang melegalkan ganja untuk rekreasi. Mujica jadi tokoh yang dikenal luas, bukan cuma di Amerika Latin, tapi juga di dunia internasional.
Padahal, biasanya presiden Uruguay nggak terlalu dikenal luas, mengingat negara ini hanya punya sekitar 3,4 juta penduduk. Meski begitu, warisan politik Mujica tetap jadi bahan perdebatan.
Waktu muda, Mujica sempat aktif di Partai Nasional, salah satu partai politik tradisional Uruguay. Tapi di tahun 60-an, dia ikut mendirikan kelompok gerilya kiri bernama Tupamaros (MLN-T), yang melakukan aksi perampokan, penculikan, dan bahkan pembunuhan. Meski begitu, Mujica bersikeras bahwa dia sendiri nggak pernah membunuh siapa pun.
Terinspirasi oleh Revolusi Kuba dan sosialisme internasional, kelompok ini bergerak diam-diam melawan pemerintah Uruguay yang waktu itu masih demokratis secara formal, tapi dianggap makin otoriter oleh kalangan kiri.
Mujica sempat ditangkap sampai empat kali. Salah satunya pada 1970, saat dia ditembak enam kali dan nyaris tewas. Dia juga dua kali kabur dari penjara, termasuk satu aksi kabur legendaris lewat terowongan bareng 105 tahanan lain-jadi salah satu pelarian terbesar dalam sejarah Uruguay.
Setelah militer kudeta tahun 1973, Mujica masuk kelompok "sembilan sandera" yang diancam akan dibunuh jika gerilyawan tetap beraksi. Selama 14 tahun di penjara, dia disiksa, hidup dalam kondisi yang berat dan diisolasi. Dia baru bebas tahun 1985 saat Uruguay kembali ke demokrasi.
Dari Gerilyawan ke Presiden
Nggak lama setelah bebas, Mujica mulai terjun ke politik formal. Dia jadi anggota parlemen, lalu masuk Senat. Tahun 2005, dia jadi menteri di pemerintahan kiri Frente Amplio, sebelum akhirnya terpilih jadi presiden pada 2010.
Kemenangannya jadi momen penting buat gerakan kiri di Amerika Latin. Mujica naik bareng presiden kiri lain seperti Lula di Brasil dan Chavez di Venezuela. Tapi dia tetap punya gaya sendiri yang lebih santai, pragmatis, kadang berani ambil langkah yang nggak biasa.
Selama masa jabatannya, ekonomi Uruguay tumbuh rata-rata 5,4% per tahun. Angka kemiskinan turun, pengangguran juga rendah. Pemerintahannya mengesahkan berbagai kebijakan sosial yang menarik perhatian dunia: legalisasi aborsi, pernikahan sesama jenis, sampai regulasi ganja.
Tapi yang paling mencuri perhatian dunia justru gaya hidupnya. Mujica nolak tinggal di istana kepresidenan. Dia tetap tinggal di rumah kecil di pinggiran Montevideo bareng istrinya, Lucía Topolansky yang juga mantan gerilyawan dan politisi. Mereka hidup tanpa pembantu dan pengamanan ketat.
Di akhir masa jabatannya ditutup dengan tingkat kepuasan publik yang tinggi bahkan hampir 70%. Setelah pensiun dari kursi presiden, dia sempat jadi senator dan juga keliling dunia.
0 Comments





- Istana Rundale: Wisata Sejarah Latvia, Gabungan Seni dan Budaya Eropa
- Kebakaran di Kampung Rawa Indah: Pemadam Api Hingga 12 Jam dan Warga Terpaksa Mengungsi
- Persija Harus Puas Bermain Imbang Lawan Malut United di JIS, Finish di Posisi Ketujuh
- Tips Menjaga Kesehatan Tubuh: Hindari Begadang dan Perbanyak Minum Air Mineral
- Gokil, Film Agak Laen dan Tinggal Meninggal Bakal di Remake Sama Produser Film Parasite
- Plot Twist KRL Tanah Abang: Tas Ketinggalan Isinya Uang Palsu Ratusan Juta Berujung Penangkapan
- Film Biografi The Beatles Siap Rilis Tahun 2028, Disutradarai oleh Sam Mendes
- Sinopsis Film ‘Conclave’ yang Viral Setelah Paus Meninggal, Antara Politik, Skandal, dan Iman
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!