Sinopsis Film ‘Conclave’ yang Viral Setelah Paus Meninggal, Antara Politik, Skandal, dan Iman

JAKARTA, GENVOICE.ID - Meninggalnya Paus Fransiskus menjadi luka dalam bagi seluruh dunia khususnya umar Katolik. Hal ini membuat kekosongan pada Tahta Suci Vatikan hingga diadakan konklaf (pemilihan paus baru).

Tak hanya menyoroti konklaf yang akan diselenggarakan. Banyak masyarakat yang juga kembali menyoroti film 'Conclave' yang dirilis pada tahun 2024 lalu. Film ini menggambarkan sebuah proses pemilihan paus baru setelah paus yang lama meninggal.

Conclave mengacu pada pertemuan rahasia para kardinal Gereja Katolik yang bertujuan untuk memilih paus baru setelah kepausan lowong, baik karena kematian atau pengunduran diri paus sebelumnya. Film ini mengajak penonton menyelami dinamika penuh ketegangan di balik tembok Vatikan, di mana para kardinal berdebat dan berusaha menentukan sosok yang akan memimpin gereja selanjutnya.

Sinopsis Film 'Conclave'

Setelah Paus (namanya tidak disebut) meninggal karena serangan jantung, para kardinal berkumpul buat conclave atau rapat tertutup buat milih Paus baru yang dipimpin sama Kardinal Thomas Lawrence. Ternyata, Uskup Agung Benitez dari Kabul tiba-tiba muncul, ngaku kalau Paus sebelumnya diam-diam mengangkat dia jadi kardinal.

Sebenarnya, terdapat empat calon utama yaitu Bellini, seorang liberal yang mirip dengan paus sebelumnya. Kedua, Adeyemi yang progresif soal ekonomi tapi kolot untuk urusan sosial. Ketiga, Tremblay, seorang konservatif biasa. Terakhir ada Tedesco, seorang ekstrem dan ingin gereja balik ke zaman dahulu yang anti agama lain, Ia juga dikenal rasis dan suka semena-mena.

Ada desas-desus kalau Tremblay sama Adeyemi sengaja membebani Paus sampai dia meninggal. Bellini sama Lawrence sebenarnya paling cocok jadi penerus, tapi keduanya bilang tidak mau. Bellini pura-pura menolak biar dianggap rendah hati, sementara Lawrence beneran ragu karena imannya lagi goyah.

Lawrence pidato soal pentingnya keberagaman, yang curiga-curiga kayak kampanye terselubung. Padahal tidak boleh kontak dunia luar, dia malah nyari-nyari borok para kandidat dengan alasan demi "kebaikan Gereja". Lalu, ada kabar kalau Paus sempat pecat Tremblay sebelum meninggal, tapi Tremblay bawa saksi yang malah bikin pertanyaan makin banyak.

Pemungutan suara pertama: tidak ada yang menang telak. Adeyemi unggul dikit, tapi Bellini kesel karena ada lima kardinal milih Lawrence. Akhirnya, para pendukung liberal pindah ke Adeyemi. Bellini yang benci sikap homofobia Adeyemi malah alih-alih mendukung Tremblay, demi dapat jabatan strategis.

Nah, salah satu biarawati yang mengurus catering tiba-tiba menyerang Adeyemi di kantin. Ternyata, dia pernah punya anak sama Adeyemi waktu masih muda. Adeyemi ngaku dan minta ampun, tapi desas-desus udah nyebar dan bikin citranya hancur.

Adeyemi curiga ini jebakan, soalnya si biarawati baru dipindahkan ke Vatikan. Lawrence nemu bukti kalau Tremblay yang mengatur ini semua. Dia coba paksa Tremblay mundur, tapi Tremblay malah bangga ngakuin perbuatannya dan nuduh Lawrence main politik.

Lawrence menyelinap ke kamar paus sebelumnya, lalu menemukan bukti kalau Tremblay menyuap kardinal. Bellini awalnya mau dokumennya dibakar, tapi akhirnya dia malah dukung Lawrence. Tremblay pun jatuh, tinggal Lawrence vs Tedesco.

Pas pemungutan suara kelima, ada bom bunuh diri di Roma. Tedesco langsung menuduh orang Islam dan pengen Gereja melawan. Tapi Benitez yang pernah kerja di negara Islam ngingetin kalau Gereja harus maju, bukan terjebak di masa lalu. Para kardinal tersentuh, akhirnya pilih Benitez jadi Paus.

Tapi, sesaat sebelum pengumuman, Lawrence dapat kabar mengejutkan, paus sebelumnya pernah biayain Benitez ke klinik perubahan gender. Ternyata, Benitez interseks atau punya alat kelamin ganda.

Lawrence memilih tutup mulut, mengalahkan ambisinya demi menghormati Paus sebelumnya. Dia cuma bisa liat dari jendela sambil dengerin sorak-sorai orang-orang menyambut Paus baru.