Jaksa: Diddy Kendalikan Korban Lewat Ketakutan, Kekuasaan, dan Ancaman
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sidang kasus perdagangan seks dan pemerasan yang menjerat Sean "Diddy" Combs resmi dimulai pada Senin (12/5), dengan pengambilan sumpah juri dan penyampaian pernyataan pembuka dari jaksa maupun tim pembela.
Dilansir dari Variety, dalam pernyataan pembukanya, jaksa federal Emily A. Johnson menggambarkan Combs sebagai seorang pebisnis berpengaruh yang selama puluhan tahun menggunakan kekuasaan dan ketenarannya untuk melakukan pemerkosaan, kekerasan, dan pelecehan seksual. Ia dibantu oleh orang-orang terdekatnya, termasuk pengawal pribadi dan staf, untuk menjalankan dan menutupi kejahatan tersebut.
Fokus utama jaksa adalah pada dua korban, yakni Casandra "Cassie" Ventura dan seorang wanita anonim yang disebut "Jane", keduanya dijadwalkan bersaksi pekan ini. Ventura, yang juga mantan kekasih dan artis di bawah label Diddy, disebut mengalami kekerasan fisik dan seksual selama 11 tahun, termasuk dipaksa menggunakan narkoba dan melakukan hubungan seks dengan pekerja seks pria, sementara Combs menyaksikan dan merekam adegan tersebut.
Jaksa menyebut adegan-adegan ini berlangsung di hotel-hotel remang-remang, dengan perlengkapan yang disiapkan oleh staf Combs. Video-video tersebut kemudian dijadikan alat pemerasan untuk mengancam Ventura.
"Dia bilang bisa menghancurkan karier Ventura dengan menyebarkan rekaman seksualnya," ungkap jaksa.
Salah satu insiden disebut melibatkan pekerja seks pria yang dipaksa buang air kecil ke mulut Ventura, dan di lain waktu Ventura mengalami overdosis akibat narkoba yang diberikan oleh Combs, saat wajahnya masih terluka akibat kekerasan sebelumnya.
Jaksa menegaskan, kasus ini bukan tentang preferensi seksual pribadi selebritas.
"Ini bukan tentang fetish. Ini tentang kekerasan dan paksaan," tegas Johnson.
Lebih jauh, jaksa juga menuduh Combs melakukan tindak kejahatan lainnya, termasuk pembakaran dan penculikan stafnya sendiri, serta memperkosa asisten pribadi bernama Mia.
Di sisi lain, tim pembela berupaya menggeser narasi. Pengacara Teny Geragos menyatakan bahwa semua hubungan seksual yang terjadi adalah atas dasar suka sama suka antar orang dewasa.
"Ini tentang kehidupan pribadi Sean Combs. Bukan urusan pemerintah di kamar tidur seseorang," katanya.
Namun, tim pembela tidak membantah bahwa Diddy pernah melakukan kekerasan. Geragos mengakui bahwa kliennya memiliki temperamen buruk, suka berbohong, dan kerap bersikap kasar terutama saat mabuk atau di bawah pengaruh obat.
"Kami tidak menyangkal adanya kekerasan dalam hubungan itu. Tapi kekerasan dalam rumah tangga bukanlah perdagangan manusia," tegasnya.
Terkait rekaman CCTV yang menunjukkan Combs diduga memukuli Ventura di lorong hotel, Geragos menyebut tindakan tersebut "mengerikan dan tak bisa dibela," namun menekankan bahwa itu bukan bukti perdagangan seks.
"Itu bukti kekerasan domestik, bukan tindak pidana federal lainnya," katanya.
Mengenai para korban, pembela mengatakan bahwa Ventura dan "Jane" adalah peserta yang rela dalam hubungan seksual yang mereka jalani. Mereka mengklaim bahwa kecemburuan dan kecanduan narkoba memperburuk dinamika hubungan yang memang sudah beracun.
Sebelum sidang dimulai, kedua belah pihak menyaring calon juri. Tim Diddy menyoroti keputusan jaksa yang menolak tujuh juri berkulit hitam dari total sembilan juri yang ditolak, dan menuding adanya bias rasial. Namun, jaksa memberikan alasan netral untuk tiap pemilihan, termasuk riwayat kriminal dan kedekatan dengan Combs.
Diddy menghadapi lima dakwaan, yaitu satu untuk pemerasan (racketeering), dua untuk perdagangan seks, dan dua lainnya untuk transportasi orang dalam konteks prostitusi. Jika terbukti bersalah, ia terancam hukuman penjara seumur hidup.
Jaksa: Diddy Kendalikan Korban Lewat Ketakutan, Kekuasaan, dan Ancaman
0 Comments
No popular articles available.
- Debut Sutradara Scarlett Johansson Bikin Geger Cannes! Film "Eleanor the Great" Banjir Standing Ovation & Dicap 'Histori...
- Tragis! Seluruh Korban Longsor Samarinda Ditemukan Tewas, Dua Remaja Terkubur di Kamar
- Lupakan Paris dan Roma! 5 Destinasi di Eropa Timur Ini Jauh Lebih Epik
- Jangan Sepelekan! Ini Cara Bertindak Cepat saat Dilanda Banjir
- Deretan Konser Paling Dinantikan di 2025: Beyoncé, Billie Eilish, Kendrick Lamar, Coldplay, Sabrina Carpenter dan Banyak...
- Nicolas Cage Kembali sebagai Spider-Man Noir di Serial Live Action Prime Video
- Ribuan Ojol Kepung Jakarta! Aksi 205 Tuntut Presiden dan DPR Tegas ke Perusahaan Aplikasi
- Wes Anderson Hadirkan Komedi Absurd Bertabur Bintang Lewat The Phoenician Scheme di Cannes
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!