Serangan Israel ke Iran Bikin Rupiah Terjun Bebas, Ancaman Perang Timur Tengah Guncang Pasar!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Nilai tukar rupiah kembali melemah tajam di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Menurut pengamat mata uang dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, serangan Israel ke Iran menjadi pemicu utama pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

"Kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah secara tiba-tiba menyusul serangan Israel terhadap Iran memicu sentimen risk-off yang meluas," ujar Ibrahim, dikutip dari Antara, Jumat (13/6).

Serangan Israel ke Iran Bikin Rupiah Terjun Bebas, Ancaman Perang Timur Tengah Guncang Pasar!
- (Dok. Antara).

Israel diketahui meluncurkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah target militer strategis di Iran, termasuk tokoh-tokoh penting yang diduga terlibat dalam program nuklir negara tersebut. Serangan ini menewaskan tokoh militer dan ilmuwan ternama Iran seperti Komandan IRGC Hussein Salami, Jenderal Gholamali Rashid, fisikawan Mohammad Mehdi Tehranchi, dan mantan kepala Energi Atom Iran, Fereydoon Abbasi.

Selain itu, Iran Press TV juga melaporkan adanya korban sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, meskipun jumlah pastinya belum dirinci. Serangan ini menyebabkan seluruh penerbangan di Bandara Imam Khomeini di Teheran dibatalkan.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, menyebut bahwa serangan Israel tersebut adalah awal dari "takdir yang pahit dan menyakitkan" bagi rezim Zionis. Dalam pernyataan resminya, Khamenei mengingatkan bahwa Iran akan memberikan respons keras.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut baru tahap pertama dari operasi mereka di wilayah Iran, menambah eskalasi ketegangan di kawasan.

Di pasar keuangan, situasi geopolitik ini langsung berdampak pada nilai tukar. Rupiah ditutup melemah 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp16.304 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.243 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (JISDOR) juga mencatat pelemahan ke Rp16.293 per dolar AS, dari posisi sebelumnya Rp16.237.

Ibrahim menambahkan bahwa tekanan terhadap rupiah juga diperparah oleh komentar Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan akan menaikkan tarif otomotif, meski sehari sebelumnya sempat menyatakan kesepakatan dagang dengan Tiongkok telah tercapai.

"Pernyataan Trump itu menciptakan kecemasan baru di pasar global. Investor kembali ke aset aman dan keluar dari pasar negara berkembang, termasuk Indonesia," tuturnya.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Rupiah
  • Rupiah Menguat

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE