Terungkap! Amunisi Kedaluwarsa Bisa Meledak Tak Terduga, DPR Minta Prosedur Dirombak!

JAKARTA, GENVOICE.ID - Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, angkat bicara soal tragedi ledakan saat pemusnahan amunisi di Cibalong, Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.

Dilansir dari Antara, Purnawirawan Mayjen TNI ini menilai kejadian memilukan tersebut sebagai sinyal keras bahwa prosedur pemusnahan amunisi harus dievaluasi total.

"Ini harus jadi pelajaran serius bagi semua pihak yang berwenang. Jangan sampai nyawa kembali melayang karena kesalahan prosedur," ujar Hasanuddin.

Ia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban.

"Saya turut berduka cita yang sedalam-dalamnya. Semoga para korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa," ucapnya.

Menurut Hasanuddin, lokasi pemusnahan yang berada di kawasan pantai sebenarnya telah sesuai prosedur, namun akses masyarakat ke area itu semestinya tidak boleh terjadi. Ia meminta agar ke depan, pengamanan lokasi lebih diperketat.

"Ada warga sipil di area berbahaya seperti ini adalah sebuah kelalaian yang harus ditindaklanjuti. Pembatasan wilayah wajib dilakukan dengan pengawasan yang ketat," tegasnya.

Lebih lanjut, Hasanuddin menjelaskan bahwa amunisi yang dimusnahkan merupakan amunisi kedaluwarsa, yang memiliki potensi meledak tidak serentak dan tak terduga.

"Ada yang meledak langsung, tapi ada juga yang meledak belakangan karena sifatnya yang tidak lagi normal," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa standar operasional prosedur (SOP) untuk pemusnahan amunisi, terutama yang sudah kadaluarsa, harus segera diperbaiki dan diperketat.

"Jangan sampai prosedur usang dipakai untuk menangani bahan berbahaya yang bersifat tidak stabil," tandasnya.

Diketahui, peristiwa ledakan tersebut menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota TNI. Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, Garut, untuk autopsi dan pemulasaraan jenazah.