WHO Tunjuk Pusat Etika Digital Delft sebagai Pusat Kolaborasi AI untuk Kesehatan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menunjuk Digital Ethics Centre di Universitas Teknologi Delft, Belanda, sebagai Pusat Kolaborasi WHO untuk Tata Kelola Kecerdasan Buatan (AI) dalam Kesehatan. Keputusan ini didasarkan pada rekam jejak pusat tersebut dalam penelitian inovatif dan penerapan nilai-nilai etika dalam pengembangan teknologi digital.
AI memiliki potensi besar dalam meningkatkan layanan kesehatan, menyelamatkan nyawa, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, untuk memastikan pemanfaatannya dilakukan secara etis dan aman, diperlukan kerja sama berbagai pihak dalam hal regulasi, kebijakan berbasis bukti, serta perlindungan etika. Dengan penunjukan ini, WHO memperkuat kemitraannya dengan Digital Ethics Centre, yang sebelumnya telah terlibat dalam berbagai konsultasi internasional, lokakarya, serta pengembangan pedoman dan pelatihan terkait AI dalam kesehatan.
Menurut Dr. Alain Labrique, Direktur Kesehatan Digital dan Inovasi WHO, AI memiliki potensi besar untuk mengubah sistem kesehatan dan mendukung individu dalam perjalanan kesehatannya. Namun, agar manfaat tersebut dapat dirasakan secara merata dan aman, diperlukan kemitraan yang kuat antara organisasi teknis dan akademik. WHO berkomitmen membantu negara-negara anggota dalam merencanakan, mengelola, dan mengadopsi teknologi AI yang bertanggung jawab.
Penunjukan ini juga didukung oleh Responsible and Ethical AI for Healthcare Lab, kolaborasi antara Universitas Teknologi Delft dan mitranya, yang akan memberikan wawasan tentang tantangan penerapan pedoman WHO dalam praktik klinis. Prof. Jeroen van den Hoven, Direktur Ilmiah Delft Digital Ethics Centre, menyatakan bahwa pusat ini telah lama berfokus pada penerapan nilai etika dalam pengembangan teknologi AI dan siap berkontribusi dalam mendorong penggunaan AI yang bertanggung jawab di sektor kesehatan.
Dr. David Novillo-Ortiz, Penasihat Regional WHO untuk Data, Bukti, dan Kesehatan Digital, menambahkan bahwa kerja sama ini akan membantu negara-negara dalam menghadapi tantangan dan peluang AI di sektor kesehatan. Menurutnya, kolaborasi ini akan memperkuat upaya untuk memastikan AI digunakan secara adil dan bertanggung jawab demi kepentingan kesehatan masyarakat.
Dengan penunjukan ini, WHO menegaskan komitmennya terhadap tata kelola AI berbasis bukti serta pemanfaatan teknologi secara etis dan transparan. Pusat Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi penelitian, pengembangan kebijakan, serta pelatihan dan edukasi yang mendukung penggunaan AI secara bertanggung jawab dalam sektor kesehatan global.
0 Comments





- Tottenham Lolos ke Perempat Final Liga Europa Setelah Menang Dramatis atas AZ Alkmaar
- WhatsApp Hadirkan Serangkaian Fitur Baru: Dari Indikator Online hingga Peningkatan Panggilan Video
- 5 Tips Agar Terhindar dari Pertemanan yang Toxic
- Tate McRae Raih Album No. 1 dengan "So Close to What"
- Tottenham Resmi Gaet Thomas Frank, Suksesor Postecoglou Siap Bawa Era Baru
- Merokok saat Puasa Makruh atau Membatalkan? Ini Faktanya
- Meghan Trainor Siapkan Album Baru, Terinspirasi dari Sabrina Carpenter hingga Olivia Rodrigo
- Ed Sheeran Desak Pemerintah Inggris Perbaiki Pendidikan Musik
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!