Iran Bombardir Tel Aviv, Netanyahu Ancam Serangan Balasan Lebih Besar

JAKARTA, GENVOICE.ID - Ketegangan di Timur Tengah memanas setelah rudal-rudal Iran menghujani Tel Aviv pada Jumat malam, sebagai balasan atas serangan udara Israel yang lebih dulu menghantam Teheran. Pemerintah Iran bersumpah akan membuka "gerbang neraka", sementara ledakan baru kembali terdengar di ibu kota Iran pada Sabtu dini hari.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa operasi militernya terhadap program nuklir Iran baru memasuki tahap awal. Ia memperingatkan bahwa masih banyak serangan yang akan menyusul.

Iran Bombardir Tel Aviv, Netanyahu Ancam Serangan Balasan Lebih Besar
- (Dok. CNN).

Jumat malam menjadi saksi babak baru dalam konflik kedua negara. Iran meluncurkan hingga 100 rudal yang ditujukan ke sejumlah titik strategis di Israel. Meski sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan berlapis Israel, beberapa rudal berhasil menghantam sasaran, termasuk sebuah gedung apartemen di pusat Tel Aviv. Ledakan keras dan kobaran asap tebal pun menyelimuti langit kota.

Kementerian Kesehatan Israel melaporkan 34 orang terluka dalam insiden tersebut, sebagian besar mengalami luka ringan. Namun, otoritas kepolisian mengonfirmasi adanya satu korban jiwa.

Serangan rudal Iran terjadi setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyampaikan pidato yang berisi peringatan keras kepada Israel. Ia berjanji bahwa militer Iran akan memberikan balasan yang menghancurkan atas serangan yang dilakukan sebelumnya oleh Israel.

Tak lama setelah itu, komandan baru Garda Revolusi Iran, Mohammad Pakpour - yang baru saja dilantik menyusul kematian pendahulunya akibat serangan Israel - memperingatkan bahwa serangan balik Iran akan sangat brutal.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menuduh Iran melanggar batas dengan menyerang kawasan sipil, meski sebelumnya Israel juga melancarkan serangan yang menghantam sejumlah area permukiman di Iran. Katz menegaskan, "Kami akan terus melindungi warga Israel dan memastikan rezim Ayatollah membayar harga yang sangat mahal."

Sehari sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan lebih dari 100 lokasi penting di Iran, termasuk fasilitas nuklir, pangkalan rudal, dan markas militer. Serangan ini menewaskan sejumlah petinggi militer Iran serta beberapa ilmuwan nuklir.

Duta Besar Iran untuk Dewan Keamanan PBB, Amir Saeid Iravani, menyebutkan bahwa 78 orang tewas, termasuk pejabat tinggi militer dan ilmuwan, sementara lebih dari 320 orang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Dalam pidato video, Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir utama Iran di Natanz, membunuh para ilmuwan utama, serta melumpuhkan sebagian besar cadangan rudal balistik milik Iran. Ia menegaskan bahwa operasi ini masih akan berlanjut.

Serangan Israel pada Jumat dini hari mengandalkan kekuatan 200 pesawat tempur yang menghantam 100 target berbeda di Iran. Operasi besar ini juga melibatkan infiltrasi agen-agen Mossad serta penggunaan drone untuk menetralisir sistem pertahanan udara Iran.

Di sisi lain, Iran menuduh Amerika Serikat turut bertanggung jawab dalam serangan ini karena memberikan dukungan intelijen kepada Israel. Duta Besar Iran untuk PBB menyatakan bahwa AS "ikut berbagi tanggung jawab atas konsekuensi dari serangan tersebut."

Sejumlah laporan media AS mengungkap bahwa Washington memang mengetahui rencana Israel, namun sempat menyarankan pendekatan diplomatik sebelum serangan terjadi. Mantan Presiden Donald Trump, yang ikut berkomentar, memuji serangan Israel dan menyebut bahwa serangan itu "baru permulaan."

Tak hanya pemerintah, warga sipil Iran pun merasakan dampak langsung dari serangan udara. Salah seorang warga Teheran, Golnar, menceritakan bagaimana ia terbangun akibat suara ledakan dahsyat di tengah malam. "Jendela bergetar, orang-orang berteriak. Kami panik mencari tahu apakah ini serangan atau bencana alam," ujarnya.

Sementara itu, Ahmad Moadi, seorang pria 62 tahun, mengungkapkan kegelisahannya, "Sampai kapan kita akan terus hidup dalam ketakutan? Menurut saya, Iran harus memberikan balasan yang jauh lebih besar."

Saat ini, masa depan konflik kedua negara masih diselimuti ketidakpastian. Banyak pihak khawatir, perang skala penuh di kawasan itu tinggal menunggu waktu, apalagi dengan keterlibatan tidak langsung dari kekuatan besar dunia.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Iran
  • Israel

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE