Serial Bulan Ramadan dari Suriah yang Bertemakan Politik
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sebuah serial TV Suriah terbaru yang akan tayang selama bulan Ramadan mengisahkan jatuhnya Bashar al-Assad. Ini menjadi pertama kalinya sebuah serial hiburan menampilkan penggulingan mantan presiden tersebut, yang akhirnya dipaksa mengasingkan diri setelah dikalahkan oleh kelompok pemberontak.
Serial berjudul Habaq ini ditulis oleh penulis skenario Bilal al-Shehaadat. Menurut laporan media The New Arab, tim produksi saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan agar dapat menayangkan serial ini bulan Maret.
Serial ini dibintangi oleh aktris terkenal Karess Bashar dan disutradarai oleh Bassem Al-Salka. Beberapa aktor lainnya yang turut berperan antara lain Subhy Otry, Tayseer Idris, Yazan Khalil, Fadi Sobeih, dan Salloum Haddad.
Trailer Habaq yang dirilis pada Kamis menampilkan cuplikan dari 30 episod serial ini, termasuk tayangan langsung kelompok pemberontak Suriah, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham, saat mereka merebut kota-kota penting dan terus bergerak maju di seluruh negeri.
Serial ini berlatar di sebuah lingkungan di Damaskus, mengangkat kisah cinta yang berjalan di tengah perjuangan rakyat yang menderita di bawah rezim Assad dan masa-masa sulit sejak perang pecah pada 2011.
Rilisnya Habaq menandai perubahan besar dalam dunia televisi Suriah. Ini mungkin menjadi serial pertama yang dibuat setelah jatuhnya Assad dan secara terbuka menggambarkan penggulingannya, sesuatu yang dulu mustahil dilakukan saat ia masih berkuasa.
Selama bertahun-tahun, rezim Assad mengontrol ketat industri drama dan perfilman Suriah. Gambar Hafez dan Bashar al-Assad sering muncul di latar serial dan film sebagai bagian dari propaganda negara. Sensor sangat ketat, dan alur cerita selalu disesuaikan dengan narasi politik yang menguntungkan pemerintah.
Banyak aktor Suriah, seperti Jamal Suleiman, Maxim Khalil, Abdelhakim Qutaifan, Yara Sabri, dan Mai Skaf, terpaksa mengungsi karena menolak tunduk pada Assad atau secara terbuka menentangnya. Beberapa di antaranya menghadapi ancaman, masuk daftar hitam, bahkan menerima surat perintah penangkapan. Akibatnya, mereka harus melanjutkan karier di luar negeri sambil terus mengkritik rezim.
Menurut Variety, sineas Suriah menyambut kejatuhan Assad dan berharap ini akan menjadi awal baru bagi perfilman negara mereka, bebas dari tekanan dan sensor.
"Bertahun-tahun ketakutan, perjuangan, pertumpahan darah, dan kehancuran akhirnya berakhir," kata Sam Kadi, sutradara dan produser asal Suriah yang berbasis di Los Angeles.
Ia menambahkan bahwa pembuatan film, serial TV, teater, dan musik adalah cara tercepat untuk membangun kembali Suriah. Sutradara Suriah lainnya, Ossama Mohammed, mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada film yang benar-benar murni ditulis oleh seorang penulis skenario.
Serial Bulan Ramadan dari Suriah yang Bertemakan Politik
0 Comments





- Dolly Parton Rilis Lagu Baru "If You Hadn’t Been There" untuk Mendiang Suami
- Pemerintahan Trump Diduga Langgar Hukum, Deportasi Migran Vietnam dan Myanmar ke Sudan Selatan
- Ikon Musik Britpop Liam Gallagher Akan Menjadi Kakek! Sang Anak Bagikan Kabar Kehamilan
- Lorde Ungkap Bagaimana Gender Mempengaruhi Lagu 'Man Of The Year'
- Bersinar di Laga Final, Kvaratskhelia Cetak Sejarah untuk Georgia dan PSG
- Dituding Sokong Teroris, Netanyahu Serang Pemimpin Dunia yang Desak Hentikan Blokade Gaza
- Komentar Pedas Anrez Adelio Soal Timnas Indonesia Bikin Netizen Murka
- "Win or Lose", Serial TV Pertama Pixar yang Mengajarkan Empati
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!