Parlemen Serbia Memanas, Anggota Oposisi Protes dengan Asap dan Gas Air Mata
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sidang parlemen Serbia pada Rabu (5/3) berlangsung dalam kondisi normal setelah insiden ricuh sehari sebelumnya. Ruang sidang yang sebelumnya dipenuhi asap berwarna pink dan hitam, telur, serta bubuk pemadam kebakaran telah dibersihkan, sementara kepolisian mulai mengumpulkan bukti untuk kemungkinan tuntutan pidana terhadap anggota parlemen oposisi yang terlibat.
Dilansir dari BBC, aksi tersebut merupakan bagian dari protes terhadap pemerintah Presiden Aleksandar Vucic yang dituding melakukan korupsi. Dalam demonstrasi yang berlangsung di dalam parlemen, sejumlah anggota oposisi menyalakan flare dan melemparkan benda-benda ke ruang sidang, memicu ketegangan politik yang semakin meningkat.
Presiden Vucic mengecam aksi tersebut sebagai tindakan "hooliganisme" dan menegaskan bahwa hukum pidana harus diberlakukan bagi para pelaku.
Insiden ini juga menyebabkan tiga anggota parlemen perempuan terluka, salah satunya terkena benda di kepala, sementara yang lain dilaporkan mengalami stroke.
Uni Eropa turut menyampaikan keprihatinan terhadap peristiwa ini dan mengingatkan bahwa parlemen seharusnya menjadi ruang untuk debat demokratis, bukan arena konfrontasi fisik.
Namun, anggota oposisi tidak menunjukkan penyesalan. Radomir Lazovic, pemimpin Green-Left Front yang terlihat menggunakan alat pemadam kebakaran dalam aksi tersebut, menyatakan bahwa tindakan mereka adalah bentuk perlawanan terhadap "kekerasan yang dialami rakyat Serbia selama 13 tahun terakhir" di bawah pemerintahan Vucic.
Aksi ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari gelombang protes yang terus meningkat terhadap pemerintah Vucic dan Partai Progresif Serbia, yang telah berkuasa sejak 2012. Oposisi menuding kemenangan partai dalam lima pemilu terakhir bukan disebabkan oleh kebijakan yang baik, melainkan karena dominasi mereka terhadap media dan institusi negara.
Gelombang protes ini semakin kuat setelah insiden di Stasiun Kereta Novi Sad pada November lalu, di mana kanopi beton yang baru direnovasi ambruk dan menewaskan 15 orang.
Proyek tersebut merupakan bagian dari jalur kereta cepat Beograd-Budapest, yang diklaim sebagai salah satu pencapaian besar pemerintah. Namun, tragedi ini justru menimbulkan kecurigaan adanya korupsi dalam proyek infrastruktur tersebut.
Sementara itu, mahasiswa juga merencanakan aksi terbesar mereka di Beograd pada 15 Maret, menambah tekanan terhadap pemerintah di tengah ketidakpastian politik Serbia.
0 Comments





- Gen Z Perlu Tahu Pentingnya Perlindungan Kulit dari Sinar Matahari
- Alexie Mae Brooks Cetak Sejarah! Atlet-Model Filipina Menangi Mahkota Miss Eco International 2025 di Mesir
- Koleksi Sekumpulan Surat dan Gambar Langka Winnie The Pooh Akan Dilelang
- Viral Momen Epik Presiden Prabowo Sapa Pilot Tempur Yordania Lewat Radio
- Ngeri! Dakota Johnson Syuting Adegan Kecelakaan Brutal di Film ‘Verity’, Bikin Fans Merinding
- Nintendo Switch 2 Selamat dari Badai Tarif Trump, Peluncuran Global Aman Terkendali
- Ariana Grande Kembali Duduki Puncak Chart Lewat Album ‘Eternal Sunshine Deluxe’, Comeback Sekaligus Nostalgia!
- Niantic Dikabarkan Akan Jual Pokemon Go dan Seluruh Bisnis Gamenya Seharga 3,5 Juta Dolar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!