Gen Z Perlu Tahu Pentingnya Perlindungan Kulit dari Sinar Matahari
Sebuah survei American Academy of Dermatology (AAD) mengungkapkan fakta bahwa tidak sedikit Gen Z yang memiliki kesalahpahaman tentang perlindungan terhadap sinar matahari dan penggunaan tabir surya atau sunscreen.
Seperti dilansir dari Cosmetic Executive Women (CEW), sebanyak lebih dari 1.000 orang dewasa di Amerika Serikat, diantaranya 58% adalah Gen Z berusia 18 hingga 16 tahun melaporkan pernah mengalami kulit terbakar pada tahun 2023. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional, yaitu 36%.
Tidak kalah mengkhawatirkan, lebih dari separuh orang dewasa Gen Z, tepatnya sebanyak 52%, tidak menyadari risiko serius dari kulit terbakar, yang menyebabkan kebiasaan buruk dengan tidak menggunakan sunscreen (hampir 37%).
Padahal, kondisi terpapar sinar matahari dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang yang serius dan berpotensi mematikan, yang turut dibenarkan oleh dokter kulit bersertifikat di New York City, Dr. Elizabeth Hale, MD. Menurutnya, perlindungan matahari yang konsisten sejak usia muda perlu digarisbawahi.
"Hanya satu sengatan matahari yang menyebabkan lepuh di masa kecil dapat lebih dari dua kali lipat meningkatkan risiko terkena melanoma (jenis kanker kulit paling mematikan) di kemudian hari," ungkap Dr. Hale, dikutip dari CEW, Senin, (13/1).
Namun, pesan ini tampaknya belum diterima baik oleh Gen Z. Dalam survei yang sama, 28% responden Gen Z lebih mementingkan mendapatkan kulit yang kecokelatan daripada mencegah kanker kulit.
Bahkan, 70% dari mereka mengaku memiliki kulit yang lebih gelap akibat paparan matahari pada tahun 2023.
Para ahli menyebut bahwa media sosial menjadi salah satu penyebab utama Gen Z bersikap tak acuh terhadap kerusakan kulit akibat sinar matahari. Seperti banyak mitos yang beredar, seperti 'kulit gelap tidak perlu tabir surya' atau 'tabir surya hanya perlu saat cuaca cerah'.
Menurut survei AAD -yang menguji pemahaman peserta tentang perlindungan matahari, mitos umum, dan risiko paparan sinar matahari- lebih dari separuh orang Amerika mendapat nilai A atau B untuk pengetahuan mereka tentang perlindungan matahari.
Namun ironisnya, Gen Z mendapatkan nilai yang turun drastis yakni D atau F dengan predikat 'gagal'. Padahal faktanya kini tidak sedikit juga inovasi terbaru dalam tabir surya menawarkan formula multifungsi yang tidak lengket dan terasa tidak terlihat di kulit, mengutamakan bahan-bahan alami dan sehat.
Karenanya, para ahli berharap bahwa edukasi dan kampanye perawatan kulit dapat mengarahkan Gen Z ke pilihan yang lebih aman dan menekankan pentingnya kesehatan jangka panjang.
Gen Z Perlu Tahu Pentingnya Perlindungan Kulit dari Sinar Matahari
0 Comments
No popular articles available.
- Dior Tampilkan Koleksi Fall 2024 di Jepang, Runway di Tengah Kuil Kuno!
- Bahas Sistem Royalti, Agnez Mo Bersama Sejumlah Musisi Tanah Air Temui Menkumham
- Michael Bay dan Sydney Sweeney Siap Garap Film Balapan dari Adaptasi Game Klasik ‘OutRun’
- Ini Pesan Terakhir Paus Fransiskus, Seruan Damai untuk Dunia Sebelum Kepergiannya
- Perang Dagang Memanas! Tiongkok Balas Trump dengan Tarif Impor 84% untuk Produk AS
- Suasana Haru Dewi Yull Hadiri Pemakaman Ray Sahetapy, Kenang Cinta Masa Lalu
- Pesawat American Airlines Terbakar di Bandara Denver, Penumpang Dievakuasi Lewat Sayap!
- Mengintip Buku Kuno Dirantai di Perpustakaan Katedral Wells
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!