Red Bull Ganti Lawson dengan Tsunoda, Keputusan Strategis atau Tindakan Panik?
JAKARTA, GENVOICE.ID - Red Bull Racing membuat keputusan besar dengan mengganti Liam Lawson setelah hanya dua balapan dan menunjuk Yuki Tsunoda sebagai penggantinya. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan tentang kondisi tim serta strategi mereka menghadapi musim baru Formula 1.
Liam Lawson mengalami kesulitan beradaptasi dengan RB21. Hasil kualifikasinya di Australia dan China menjadi yang terburuk dalam sejarah tim, dengan posisi 18, 19, dan 20 di tiga sesi berbeda. Ia juga gagal mencetak poin di kedua balapan tersebut. Red Bull tampaknya tidak ingin menunggu lebih lama dan mengumumkan bahwa Lawson akan digantikan oleh Yuki Tsunoda, yang sebelumnya membalap untuk tim saudara mereka, RB. Dengan pengalaman 89 balapan di F1, Tsunoda diharapkan dapat membantu tim dalam pengembangan mobil.
Keputusan ini bukan hanya soal performa Lawson, tetapi juga mencerminkan kondisi Red Bull yang tidak sesuai harapan. Setelah mendominasi pada 2022 dan 2023, RB21 tampaknya mengalami kendala dalam stabilitas dan keseimbangan. Max Verstappen, sebagai pembalap utama, masih mampu bersaing, tetapi mobilnya dianggap tertinggal dari McLaren dan bahkan berpotensi kalah dari Mercedes. Christian Horner, kepala tim Red Bull, mengakui bahwa RB21 masih membutuhkan banyak perbaikan. Dalam pernyataannya, ia menekankan bahwa pengalaman Tsunoda akan membantu dalam pengembangan mobil yang masih jauh dari optimal.
Salah satu tantangan utama bagi pembalap Red Bull adalah karakteristik mobil yang dirancang untuk menyesuaikan gaya balap Verstappen. Ia lebih menyukai mobil dengan bagian depan yang responsif dan oversteer yang tinggi, yang membuat bagian belakang mobil lebih sulit dikendalikan. Hal ini dapat menjadi hambatan besar bagi pembalap lain, termasuk Sergio Pérez dan Lawson, yang kesulitan menyesuaikan diri dengan mobil tersebut. Tsunoda kini menghadapi tantangan besar dalam mengatasi masalah ini. Jika ia juga mengalami kesulitan, Red Bull akan semakin terbatas dalam pilihan pembalap mereka.
Pergantian Lawson dengan Tsunoda menunjukkan bahwa Red Bull tengah menghadapi tantangan serius, baik dalam hal performa mobil maupun strategi tim. Langkah ini bisa menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga menyoroti perlunya adaptasi yang lebih besar dalam pengembangan RB21. Keputusan ini masih harus dibuktikan apakah akan membawa perbaikan atau sekadar reaksi cepat terhadap tekanan yang dihadapi tim.
0 Comments





- Dari Lisa BLACKPINK sampai Ariana Grande, Ini Rincian Penampil di Oscar 2025
- Dukungan Militer China dan Korea Utara ke Rusia Dinilai Picu Risiko Keamanan di Indo-Pasifik
- Aljazair dan Slovenia Perkuat Kerja Sama Antariksa dengan Kemitraan SkyLabs
- Foo Fighters Akan Buka Tur Asia di Jakarta, Bakal Tampil di Carnaval Ancol Oktober 2025
- Merokok saat Puasa Makruh atau Membatalkan? Ini Faktanya
- Ketegangan Perang Dagang AS-Tiongkok Kembali Memanas, Pasar Global Bergejolak
- Cate Blanchett Tidak Ingin Acara Penghargaan Disiarkan di Televisi
- Film 'Avengers: Doomsday' dan 'Avengers: Secret Wars' Resmi Mundur Tayang, Fans Harus Bersabar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!