Israel Ungkap Kelemahan Militer Iran Lewat Serangan Terbesar Sepanjang Sejarah
JAKARTA, GENVOICE.ID - Satu pekan sejak Israel melancarkan operasi militer terbesarnya terhadap Iran, kekuatan militer Teheran mulai terlihat rapuh. Dalam waktu singkat, pasukan Israel berhasil mendominasi udara Iran dan melumpuhkan sistem pertahanan yang selama ini dijadikan tumpuan oleh militer Negeri Para Mullah.
Israel mengklaim telah menghancurkan sekitar 120 sistem pertahanan udara milik Iran-setara dengan sepertiga dari total kapasitas sebelum perang dimulai. Operasi ini dilakukan lewat serangan udara dan drone dalam tempo beberapa jam setelah serangan kejutan pertama diluncurkan.
Iran pun mencoba membalas lewat senjata andalannya: rudal balistik berkecepatan tinggi. IDF (Pasukan Pertahanan Israel) memperkirakan Iran memiliki sekitar 2.000 rudal jenis ini sebelum konflik berlangsung. Namun, banyaknya fasilitas peluncur yang dihantam di wilayah barat Iran, termasuk pangkalan bawah tanah seperti di Kermanshah, serta tewasnya sejumlah komandan senior Iran akibat serangan Israel, membuat kemampuan Iran untuk membalas secara masif sangat terbatas.
Data dari lembaga think tank AS menunjukkan bahwa Iran telah meluncurkan lebih dari 400 rudal ke arah Israel sejak konflik dimulai, namun lebih dari separuhnya ditembakkan dalam satu hari pada serangan balasan awal. Sejak itu, jumlah rudal yang diluncurkan menurun drastis-pada Kamis lalu, hanya sekitar 15 rudal tercatat.
Meskipun sebagian kecil rudal berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan menyebabkan kerusakan-termasuk serangan ke rumah sakit di Beersheba yang melukai puluhan orang-kebanyakan serangan Iran tidak menyasar fasilitas militer vital. Serangan ke kilang minyak di Haifa pada hari Minggu menjadi pengecualian.
Israel mengandalkan sistem pertahanan canggih seperti Arrow 3 dan Arrow 2 untuk menangkal rudal-rudal ini. Arrow 3 dirancang untuk menghancurkan rudal musuh bahkan sebelum masuk atmosfer bumi. Namun, biaya per rudal pencegat sangat tinggi, diperkirakan antara 1,5 juta hingga 3,5 juta dolar per unit. Sejak Oktober 2023, biaya keseluruhan sistem pertahanan ini diperkirakan mencapai lebih dari 1 miliar dolar.
Meski jumlah pasti rudal pertahanan Israel dirahasiakan, laporan dari media AS menyebutkan adanya kekhawatiran atas berkurangnya persediaan. Namun, para analis percaya Israel telah memperhitungkan potensi ancaman ini sebelum memutuskan untuk menyerang.
Dalam beberapa hari pertama operasi, Israel mengklaim telah menewaskan hampir semua pemimpin militer senior Iran serta sejumlah ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir. Jet-jet tempur Israel pun leluasa melintas di langit Iran tanpa banyak gangguan-hingga kini hanya satu drone yang dilaporkan hilang.
Meski demikian, analis pertahanan memperingatkan bahwa keseimbangan kekuatan antara Israel dan Iran bisa berubah sewaktu-waktu-terutama jika Iran berhasil meluncurkan rudal dalam jumlah besar yang mengenai pusat-pusat penting Israel. Namun, untuk saat ini, keunggulan Israel di medan perang tampak jelas.
0 Comments
- Kisruh Rusia, Presiden Prabowo, dan Pangkalan Militer: Pemimpin Oposisi Australia Kena Semprot
- Mengaku Murung Saat Tur, Chris Martin Bagikan Tips Mengatasi Depresi
- Emil Audero Resmi Tinggalkan Palermo, Siap Kembali dan Bersaing di Como
- Helikopter AW 189 Milik Polri, Cetak Sejarah Terbangkan Prabowo-Macron
- Seram! Film Terbaru 'The Conjuring' Akan Tuntaskan Kisah Keluarga Warren dengan Kasus Paling Gelap
- Anak-Anak dari Personel The Beatles Bersatu di Lagu 'Rip Off' Milik Mantra Of The Cosmos
- Aktris Peraih Penghargaan Cannes Émilie Dequenne Meninggal di Usia 43 Tahun
- Gila dan Berani! 13 Aksi Nekat Tom Cruise yang Bikin Jantung Nyaris Copot
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!