Efisiensi Anggaran, Pemerintahan Trump Bakal Tutup Hampir 30 Kedutaan dan Konsulat di Luar Negeri

JAKARTA, GENVOICE.ID - Langkah kontroversial kembali datang dari pemerintahan Trump.

Kali ini, mereka tengah mempertimbangkan untuk menutup hampir 30 kedutaan besar dan konsulat Amerika Serikat di berbagai penjuru dunia. Kabar ini terungkap dari dokumen internal Departemen Luar Negeri yang bocor ke media CNN.

Efisiensi Anggaran, Pemerintahan Trump Bakal Tutup Hampir 30 Kedutaan dan Konsulat di Luar Negeri
- (Dok. Firstpost).

Langkah ini bukan cuma soal efisiensi. Di baliknya, ada rencana besar untuk merombak total wajah diplomasi AS di luar negeri, termasuk mengurangi kehadiran diplomatik di negara-negara strategis seperti Somalia dan Irak,dua wilayah yang selama ini jadi kunci dalam upaya kontra-terorisme AS.

Dokumen tersebut menyebutkan setidaknya 10 kedutaan dan 17 konsulat masuk daftar "pengurangan", tersebar di Eropa, Afrika, Asia, hingga Karibia. Beberapa yang disebutkan termasuk kedutaan AS di Malta, Luksemburg, Lesotho, Republik Kongo, Republik Afrika Tengah, dan Sudan Selatan.

Sementara itu, sejumlah konsulat yang akan ditutup berada di negara seperti Prancis, Jerman, Bosnia dan Herzegovina, Inggris, Afrika Selatan, dan Korea Selatan.

Kabarnya, tugas-tugas diplomatik dari kantor yang ditutup akan dialihkan ke negara tetangga. Tapi tetap saja, penutupan ini dianggap berisiko melemahkan jaringan diplomasi AS yang selama ini memainkan peran penting dalam menjaga kepentingan luar negeri, termasuk urusan visa dan perlindungan warga negara.

Belum ada konfirmasi apakah Menteri Luar Negeri Marco Rubio sudah menyetujui rencana ini. Juru bicara Departemen Luar Negeri, Tammy Bruce, menolak mengomentari bocoran tersebut.

"Silakan tanyakan langsung ke Gedung Putih atau Presiden. Semua masih dalam tahap pembahasan anggaran," ujarnya, seperti dikutip dariCNNpada Selasa, (15/4).

Menariknya, dari puluhan pos diplomatik yang disebut akan ditutup, baru dua yang diumumkan mendapatkan duta besar baru, yaitu Malta dan Luksemburg. Selebihnya? Masih tanda tanya besar.

Sebagai catatan, kedutaan dan konsulat bukan hanya sekadar kantor. Mereka adalah ujung tombak diplomasi, tempat pengumpulan intelijen, penguatan hubungan internasional, hingga layanan untuk WNI di luar negeri. Dan dengan adanya saingan global seperti Tiongkok, langkah ini dinilai bisa melemahkan pengaruh AS di panggung dunia.

Jika rencana ini jadi dijalankan, bisa jadi ini akan jadi salah satu langkah paling radikal dalam sejarah diplomasi modern Amerika.

Siap-siap, dunia mungkin akan melihat wajah baru dari politik luar negeri Negeri Paman Sam yang jauh lebih "minimalis" Gen!

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • Kedutaan Besar
  • Efisiensi Anggaran
  • Amerika Serikat (AS)
  • Kebijakan Pemerintah
  • Donald Trump
  • Presiden Trump

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE