Teknologi Digital Bikin Dunia Pendidikan Kacau? Ini 21 Solusi APEC Biar Sekolah Gak Ketinggalan Zaman!

Pendidikan lagi di ujung tanduk kalau gak segera adaptasi sama perkembangan teknologi yang makin gila-gilaan. Bayangin aja, kecerdasan buatan (AI) udah mulai masuk ke ruang kelas, dan kalau sistem pendidikan gak sigap, bisa-bisa kita cuma jadi penonton dari panggung inovasi dunia.

Nah, kabar baiknya, 21 negara anggota APEC baru aja ngumpul di Jeju, Korea Selatan, dalam pertemuan yang namanya APEC Education Ministerial Meeting (AEMM). Selama dua hari, mereka bahas serius gimana caranya dunia pendidikan bisa ngejar ketertinggalan dan ngadepin tantangan digital. Hasilnya? Ada 21 poin penting yang jadi kesepakatan bareng.

Teknologi Digital Bikin Dunia Pendidikan Kacau? Ini 21 Solusi APEC Biar Sekolah Gak Ketinggalan Zaman!
- (Dok. ANTARA).

Inti dari pertemuan itu satu, pendidikan gak bisa lagi jalan di tempat. Harus berubah dan cepat! Apalagi teknologi berkembang terus, dan AI udah mulai ambil peran di proses belajar. Kurikulum kudu diperbarui, guru perlu ditraining lagi, dan semua fasilitas belajar harus upgrade supaya anak-anak bisa punya bekal digital yang cukup buat bersaing di dunia nyata.

"Kami menyadari, pendidikan memegang peran sangat penting," kata Wakil Menteri Pendidikan Korea, Oh Seok-Hwan, dilansir dari ANTARA.

Tapi, Gen, kenyataannya gak semua negara APEC bisa melaju bareng. Beberapa udah lari kenceng dengan teknologi canggih, sementara yang lain masih ngos-ngosan, bahkan ada yang baru bisa nyentuh infrastruktur dasar pendidikan.

Indonesia termasuk yang harus kerja keras, karena wilayah kita yang luas dan terdiri dari ribuan pulau bikin akses pendidikan gak merata. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Abdul Mu'ti, bilang kalau tantangan ini bukan cuma soal teknologi, tapi juga geografi, ekonomi, dan budaya.

"Di Australia, misalnya, masih terjadi kesenjangan di kalangan suku Aborigin dan para imigran," kata Mu'ti yang hadir di forum AEMM.

Nah, biar masalah kayak gitu bisa diatasi, Indonesia bakal gaspol pakai pembelajaran jarak jauh, digitalisasi pendidikan, dan buka sekolah satu atap (Satap). Ditambah lagi, rumah belajar dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) juga bakal diaktifkan biar anak-anak di pelosok tetap bisa sekolah.

Forum AEMM juga sepakat buat meratakan akses digital di semua negara anggota. Jadi, anak-anak di daerah terpencil pun tetap bisa ngerasain pembelajaran berkualitas kayak di kota besar. Gak cuma soal jaringan internet, tapi juga soal pelatihan guru supaya bisa ngajarin dengan cara yang lebih relevan sama zaman sekarang.

"Pembelajaran yang masih berjalan tradisional, harus kita bantu agar menjadi lebih sesuai dengan perkembangan teknologi," jelas Oh lagi.

Tapi Gen, perubahan ini gak cuma soal teknologi doang. Harus juga dibarengi sama kesadaran etika dan tanggung jawab. Menteri Mu'ti nyebut konsep ini sebagai kesalehan digital-sebuah sikap buat pake teknologi dengan tujuan yang baik, bukan buat nyebarin hoaks atau bikin kejahatan.

"Kan teknologi itu tergantung pengguna dan penggunaannya. Kalau digunakan oleh orang bertanggung jawab untuk tujuan baik, maka akan mendatangkan manfaat," ujar Mu'ti.

Hal yang sama juga diingatkan sama Kepala BSKAP, Toni Toharudin. Dia bilang, semangat buat digitalisasi pendidikan emang penting, tapi jangan asal jalan. Soalnya, salah langkah bisa berakibat fatal buat masa depan sistem pendidikan kita.

"Kita jangan sampai salah langkah. Akibatnya bisa fatal," ucapnya.

Direktur Eksekutif Sekretariat APEC, Eduardo Pedrosa, juga ngasih highlight penting. Menurut dia, pendidikan itu fondasi buat segalanya, termasuk kemajuan ekonomi. Banyak inovasi hebat yang muncul dari dunia pendidikan dan akhirnya jadi penggerak ekonomi dunia.

"Pendidikan adalah fondasi," katanya.

Jadi, Gen, dunia lagi gerak cepet, dan pendidikan gak boleh ketinggalan. Harus bisa adaptif, inovatif, dan tetap mempertimbangkan sisi manusiawi serta etika. Karena di balik semua teknologi canggih, manusialah yang tetap jadi aktor utama.

Kalau dunia udah siap berubah, masa kita masih nyangkut di zona nyaman? Yuk, dukung pendidikan Indonesia biar makin siap menyambut masa depan digital!

R
Reza Aditya
Penulis
  • Tag:
  • Artificial intelligence (AI)
  • Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek)

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE