Mendag Ajak Konsumen Membeli dan Menggunakan Produk Lokal
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengajak konsumen membeli dan menggunakan produk dalam negeri sehingga kian mendorong produsen nasional memproduksi barang-barang yang berdaya saing tinggi.
"Produk kita sudah bagus untuk kita konsumsi, kita pakai. Tidak kalah dengan produk-produk asing.," kata Budi Santoso pada puncak peringatan Hari Konsumen Nasional di Jakarta, Minggu (18/5).
Menurut Mendag, jika produk domestik sudah punya daya saing dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau tentu secara otomatis akan menghambat masuknya produk impor. "Di sinilah pentinya kita mendorong produsen local membaut produk-produk berdaya saing," katanya.
Selasar dengan itu, ia mendorong para konsumen untuk berani menyampaikan keluhan kepada pemerintah jika hak-hak konsumen tidak terlindungi. "Kalau ada masalah jangan takut sampaikan, sampaikan kalau merasa tidak terlindungi hak-hak sebagai konsumen. Sampaikan kepada kami, agar bisa ditindaklanjuti," katanya.
Kalau konsumen cerdas, kritis, dan berani menyampaikan hal-hal yang tidak sesuai dengan hak-hak yang harus diterima oleh konsumen, maka pelaku usaha akan terus menghormati hak-hak tersebut, ia menambahkan.
Keunggulan Khas
Pengamat ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan, kunci penciptaan produk berdaya saing adalah penguasaan teknologi yang dapat melahirkan inovasi dan keunggulan khas suatu produk.
"Dari dulu masyarakat atau konsumen adalah raja karena mereka bebas menentukan pilihan barang yang ia ingin beli berdasarkan kebutuhannya masing-masing," kata Wibisono.
Penentuan pilihan tergantung beberapa faktor, terutama keunggulan produk yang ia pilih dan faktor keterjangkauan harga. Soal harga tidak hanya murah, konsumen kelas menengah bisa saja rela keluar uang lebih banyak asalkan barang yang dibeli worthy (sepadan) dengan manfaat yang dia butuhkan.
"Ini yang harus disasar industri kita menciptakan produk yang punya nilai tambah tapi sesuai dengan kemampuan konsumen membayar. Pemerintah juga bisa berperan dengan menciptakan iklim bisnis yang sehat dan bebas pungli supaya industri dalam negeri bisa menghasilkan produk yang lebih terjangkau sehingga berdaya saing," tuturnya.
Skala Besar
Secara terpisah, pengajar Magister Ekonomi Terapan Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko mengatakan, secara makro memang sudah dipastikan konsumen berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) lebih dari 50 persen. Oleh karena daya beli konsumen itu berperan sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan nasional.
Namun demikian, daya beli konsumen sangat berkaitan dengan pendapatan yang mereka peroleh dari dunia usaha. Oleh karena meningkatkan daya beli konsumen juga harus seiring peningkatan investasi baik domestik maupun asing.
"Di sinilah peran Pemerintah dalam mendukung terutama dalam kebijakan keuangan misalnya pajak dan subsidi, kebijakan kemitraan, perijinan keamanan dan infrastruktur," kata Suhartoko.
Dengan jumlah penduduk yang besar sebagai konsumen, perusahaan manufaktur bisa berproduksi dalam skala yang besar, sehingga biaya rata rata menjadi murah dan begitu juga harga jualnya.
Sementara itu, Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menuturkan saat ini daya beli masyarakat nampaknya masih akan tertekan mengingat pemutusan hubungan kerja (PHK) masih marak terjadi di berbagai sektor ekonomi, termasuk sektor media massa, ritel, dan juga manufaktur.
Di lain sisi, investasi yang masih minim belum dapat menciptakan lapangan kerja baru sesuai harapan. Ini juga paparnya menjadi hambatan bagaimana meningkatkan konsumsi produksi dalam negeri.
Mendag Ajak Konsumen Membeli dan Menggunakan Produk Lokal
0 Comments





- Tak Ada Nama-nama Titipan dalam Struktur Kepengurusan BPI Danantara
- Waspadalah, Situasi Pasar Modal Indonesia Sudah Lampu Kuning
- Beijing Langgar Kesepakatan Jenewa, Tiongkok dan AS kembali Berunding di London
- Ekspor Tinggi Realisasi Bodong? Ternyata Cuma Pinjam Nama
- Pejaga Pantai Tiongkok Semprot Kapal Filipina dengan Meriam Air
- Motor Pertumbuhan Domestik Lebih Baik Kertimbang Perekonomian Global
- Deflasi Lampu Kuning? Jangan Buru-buru Panik!
- Diganjar Denda Rp9,8 Triliun oleh Eropa, TikTok Ajukan Banding
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!