Presiden FIFA Dikecam Gara-Gara Dampingi Trump dan Absen di Kongres
JAKARTA, GENVOICE.ID - Gianni Infantino kembali menuai sorotan setelah kedapatan menemani Donald Trump dalam kunjungan ke Timur Tengah, tepat di saat Kongres Tahunan FIFA berlangsung di Paraguay. Langkah Infantino ini dinilai kontroversial, memicu kritik dari berbagai pihak, termasuk Human Rights Watch, yang menuntut transparansi atas agenda kunjungan tersebut.
Dalam perjalanan tersebut, Infantino dan Trump menyambangi Qatar dan Arab Saudi. Namun, absennya Infantino dari kongres tahunan FIFA dianggap tidak bisa dibenarkan, terlebih karena momen itu merupakan satu-satunya forum resmi yang melibatkan seluruh asosiasi sepak bola dunia dalam setahun. Bahkan, sejumlah delegasi Eropa melakukan aksi walk out sebagai bentuk protes.
Human Rights Watch menyerukan agar Infantino menjelaskan secara gamblang manfaat dari kunjungan itu bagi dunia sepak bola dan isu-isu hak asasi manusia. Mereka menilai keputusan sang presiden justru memperlihatkan betapa minimnya akuntabilitas di tubuh organisasi tersebut.
Minky Worden, Direktur Inisiatif Global di Human Rights Watch, menilai FIFA telah kehilangan kepercayaan publik. Ia menilai Infantino justru membiarkan dirinya terjebak dalam agenda politik, alih-alih memperjuangkan nilai-nilai sepak bola global. "Alih-alih menyuarakan kritik terhadap kebijakan Trump, Infantino justru menjadi bagian dari rombongannya," ujarnya.
Kegeraman juga datang dari internal UEFA. Beberapa pejabat menyebut Infantino bersikap "arogan" dan "tidak menghormati" kongres. Salah satu sumber bahkan menyebut Infantino tampak mengikuti Trump "seperti anak anjing."
Meskipun masih mendapat dukungan luas dari banyak federasi di luar Eropa, manuver Infantino ini dinilai bisa mengancam masa depannya dalam perebutan kursi presiden FIFA 2027. Sementara itu, federasi sepak bola Amerika Selatan (Conmebol) justru mengumumkan akan menamai menara baru mereka di Paraguay dengan nama "Menara Infantino."
Di hadapan peserta kongres, Infantino sempat meminta maaf atas ketidakhadirannya dan menyatakan bahwa keputusannya untuk hadir di pertemuan politik tersebut bertujuan demi mewakili sepak bola secara global. Ia mengklaim bahwa sebagai pemimpin FIFA, dirinya harus mengambil keputusan yang dianggap paling strategis untuk organisasi.
Namun begitu, ketegangan belum mereda. Beberapa negara Eropa disebut tengah merancang langkah konkret untuk mendorong reformasi tata kelola FIFA, dan pertemuan FIFA berikutnya di Miami, yang bertepatan dengan dimulainya Piala Dunia Antarklub, diprediksi akan menjadi medan baru konfrontasi.
Presiden FIFA Dikecam Gara-Gara Dampingi Trump dan Absen di Kongres
0 Comments





- Fakta Menarik Tentang Assassin's Creed Shadows, Game Kontroversial Namun Juga Dinantikan
- Aston Villa Rebut Kemenangan Penting, Emiliano MartÃnez Tersentuh Emosi dan Masa Depannya Masih Jadi Misteri
- Unggah Ungkapan Kecewa, Putra Mahkota Keraton Solo: "Nyesel Gabung Republik"
- Jaringan Jual Beli Konten Pornografi Anak di Bangka Belitung Akhirnya Dibongkar
- Liverpool Gigit Jari: Kvaratskhelia Bawa PSG Juara UCL, Padahal Sempat Didekati Jadi Pengganti Diaz
- Red Bull Ganti Lawson dengan Tsunoda, Keputusan Strategis atau Tindakan Panik?
- Premier League Tunda Teknologi Offside Otomatis Setelah Insiden VAR Terlama
- Gempa Bumi M6,0 Guncang Bengkulu Tengah Malam, 100 Rumah Rusak dan Warga Terluka
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!