Trump dan Putin Akan Bahas Gencatan Senjata Ukraina dan Pembagian Wilayah
JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Selasa mendatang untuk membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina. Trump menyebut bahwa negosiator dari kedua negara telah mendiskusikan kemungkinan pembagian aset tertentu.
Mengutip dari The Guardian, Senin (17/3), Trump berusaha mendapatkan dukungan Putin untuk proposal gencatan senjata selama 30 hari yang telah disetujui Ukraina. Meskipun ada upaya diplomasi, pertempuran udara antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung, dengan Rusia semakin mendekati pengusiran pasukan Ukraina dari wilayah Kursk, yang telah mereka kuasai selama beberapa bulan.
Saat ditanya mengenai kemungkinan kompromi, Trump menegaskan bahwa pembicaraan akan mencakup wilayah dan pembangkit listrik. Ia menyatakan bahwa kedua belah pihak telah mulai membahas pembagian aset tertentu sebagai bagian dari negosiasi damai.
Sementara itu, utusan khusus Trump, Steve Witkoff, mengatakan bahwa Putin menerima prinsip dasar dari rencana gencatan senjata ini. Namun, Rusia masih memiliki beberapa tuntutan, termasuk pengakuan internasional terhadap wilayah Ukraina yang telah mereka kuasai, pembatasan jumlah pasukan Ukraina, serta penghentian bantuan militer dari negara-negara Barat.
Moskow juga menentang kehadiran pasukan Eropa di Ukraina sebagai bagian dari jaminan keamanan pasca-gencatan senjata. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa keputusan mengenai pasukan asing di Ukraina adalah hak Ukraina sendiri, bukan Rusia.
Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko, menyatakan bahwa Rusia menginginkan jaminan keamanan yang kuat dalam kesepakatan damai, termasuk status netral Ukraina dan larangan bagi negara-negara NATO untuk menerima Ukraina sebagai anggota.
Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dilaporkan telah berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, untuk membahas implementasi kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan tingkat tinggi AS-Rusia di Arab Saudi bulan lalu.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mengkritik Rusia karena dianggap lamban dalam menanggapi gencatan senjata dan menyerukan penghentian serangan terhadap Ukraina.
Di tengah perkembangan diplomasi ini, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, melakukan pergantian kepemimpinan militer dengan menunjuk Andriy Gnatov sebagai Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata yang baru. Pergantian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas strategi militer Ukraina dalam menghadapi konflik yang terus berlanjut.
0 Comments





- Spanyol Menang Tipis Atas Perancis: Yamal Borong Gol di Laga Sembilan Gol yang Menegangkan
- Epic Games Store Gelar Diskon Besar, Potongan Harga hingga 90%
- Ed Sheeran Ungkap Masa Kelam, Gugatan Hak Cipta, hingga Kisah Kocak Bareng Van Morrison
- Fakta Menarik Tentang Assassin's Creed Shadows, Game Kontroversial Namun Juga Dinantikan
- Liverpool Bungkam Everton, Kian Dekat Menuju Takhta Premier League
- SZA Ngaku Punya Utang Hak Cipta ke Beyoncé Gara-Gara Lagu 'SOS'
- Bayern Munich Tetap Kukuh di Puncak Meski Imbang 2-2 dengan Dortmund
- Anti Maling! Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!