Kurdistan Tawarkan Pesona Baru Lewat Film, Bukan Hanya Soal Konflik

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kurdistan, wilayah semi-otonom di Irak utara yang selama ini identik dengan konflik, tampil beda di Festival Film Cannes 2025. Mereka resmi memperkenalkan Kurdistan Film Commission.

Berlokasi di kota Slemani (atau yang biasa disebut "Suli"), komisi ini punya misi besar: mengundang sineas internasional untuk syuting di Kurdistan, mendukung kreator lokal lewat pelatihan dan pendanaan, sekaligus membuka akses ke cerita dan lokasi unik yang ada di wilayah ini.

Kurdistan Tawarkan Pesona Baru Lewat Film, Bukan Hanya Soal Konflik
- (Dok. The Hollywood Reporter).

Wakil Perdana Menteri Kurdistan, Qubad Talabani, ikut hadir langsung di Cannes. Dalam sesi diskusi, ia menyampaikan bahwa Kurdistan bukan cuma soal konflik.

"Banyak orang masih mengasosiasikan nama Kurdistan dengan perang, krisis, dan pengungsian. Tapi saya di sini ingin memperkenalkan sisi lainnya yang indah, kreatif, dan penuh potensi," ujar Talabani.

Menurutnya, ini adalah momen penting untuk membawa Kurdistan ke level baru lewat film.

"Kami punya alam yang luar biasa, budaya yang artistik, dan masyarakat yang kuat dalam bercerita. Sekarang waktunya kita menunjukkan itu ke dunia," lanjutnya.

Salah satu tokoh utama di balik lahirnya komisi ini adalah Bavi Yassin, sineas berdarah Kurdi yang tumbuh besar di Belgia. Ia kembali ke Kurdistan pertama kali untuk membuat dokumenter, dan sejak saat itu mulai membangun fondasi industri film di wilayah tersebut.

"Waktu saya mulai dorong ide ini tahun 2014, situasi belum kondusif serta ISIS masih dekat, dan kondisi politik juga rumit. Tapi saya yakin, Kurdistan punya semua yang dibutuhkan untuk jadi pusat industri film," kata Bavi.

Dalam kesempatan itu, Bavi juga mengumumkan bakal ada Suli Film Fund, yang akan mendukung produksi film. Detail dana dan syarat pengajuannya bakal diumumkan dalam waktu dekat.

Diskusi ini juga menghadirkan nama-nama dari industri internasional seperti Kardo Razzazi, aktor Kurdi-Swedia yang pernah tampil di berbagai produksi global termasuk Netflix. Ia mengaku momen peluncuran komisi film ini bikin dia emosional.

"Akhirnya cerita-cerita Kurdi bisa mendapat ruang di panggung dunia," ujarnya.

Sementara itu, Amanda Toney dari platform kreatif Stage 32, juga menyatakan siap bekerja sama untuk bantu sertifikasi dan pelatihan sineas di Kurdistan. Dan menurut Marj Galas dari AFCI, peluang lain yang bisa berkembang dari proyek ini adalah pariwisata berbasis film.

"Ketika orang suka dengan sebuah film atau serial, mereka cenderung ingin mengunjungi lokasi syutingnya. Ini bisa jadi jalan untuk memperkenalkan budaya dan kekayaan lokal," jelasnya.

Talabani menutup sesi ini dengan cerita yang cukup menyentuh. Ia ingat saat awal terjun ke dunia politik dan belum ada pengakuan internasional untuk Kurdistan.

"Waktu di PBB, kami bahkan nggak bisa masuk ke gedung utama. Saya cari-cari bendera Kurdistan, tapi nggak ada. Sekarang, kalau kami bisa hadir di dunia internasional lewat cara yang damai, lewat seni dan film itu kemenangan buat kami. Saya bisa pensiun dengan tenang sambil nonton film-film keren buatan anak Kurdistan." ujarnya.

Dengan langkah berani ini, Kurdistan membuka babak baru dari wilayah yang sering dikaitkan dengan krisis, jadi tempat lahirnya karya-karya visual yang kuat, autentik, dan siap bersaing di dunia internasional.

R
Rifqy Alief Abiyya
Penulis
  • Tag:
  • Film
  • kurdistan
  • kurdi
  • Cannes Film Festival 2025
  • cannesfestival

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE