Chatbot Hingga Mainan Canggih, Ini Penjelasan Bagaimana AI Berkembang Pesat di Tiongkok
JAKARTA, GENVOICE.ID - Di sebuah apartemen di Beijing, seorang bocah delapan tahun bernama Timmy menundukkan kepala, bergumam pada dirinya sendiri saat berusaha mengalahkan robot berbasis kecerdasan buatan dalam permainan catur. Namun, ini bukan laboratorium AI atau ruang pamer teknologi, robot tersebut hidup di atas meja kopi di rumahnya.
Malam pertama robot itu tiba di rumah, Timmy langsung memeluknya sebelum tidur. Ia belum memberikan nama untuk sahabat kecilnya itu.
"Rasanya seperti punya guru kecil atau teman kecil," kata Timmy, dilansir dari BBC International,Selasa, (11/3).
Beberapa saat kemudian, robot itu bersuara, "Selamat! Kamu menang."
Mata bulatnya berkedip di layar, lalu ia mulai menata ulang bidak untuk permainan baru sambil berkata dalam bahasa Mandarin.
"Aku telah melihat kemampuanmu. Aku akan bermain lebih baik lain kali."
Tiongkok semakin agresif dalam pengembangan AI demi mencapai status sebagai kekuatan teknologi super pada 2030. Gebrakan chatbot DeepSeek yang mencuri perhatian dunia pada Januari lalu hanyalah permulaan. Dana besar mengalir ke perusahaan AI yang berlomba mencari investasi, menciptakan persaingan domestik yang ketat. Saat ini, ada lebih dari 4.500 perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan dan penjualan AI di Tiongkok.
Di Beijing, sekolah-sekolah akan mulai mengajarkan mata pelajaran AI kepada siswa SD dan SMP tahun ini, sementara universitas telah meningkatkan jumlah kursi untuk mahasiswa jurusan AI.
"Ini adalah tren yang tak terhindarkan. Kita akan hidup berdampingan dengan AI," ujar ibu Timmy, Yan Xue.
Dia melihat robot yang bisa bermain catur dan permainan strategi Go ini sebagai investasi berharga, meskipun harganya mencapai 800 dolar AS. Sang produsen bahkan berencana menambahkan program pembelajaran bahasa pada perangkat ini.
Ini sejalan dengan harapan Partai Komunis Tiongkok yang, sejak 2017, telah mendeklarasikan AI sebagai "kekuatan pendorong utama" kemajuan negara. Presiden Xi Jinping kini bertaruh besar pada sektor ini di tengah perlambatan ekonomi Tiongkok akibat tarif perdagangan dari Amerika Serikat.
Beijing berencana menggelontorkan dana hingga 10 triliun yuan (sekitar 1,4 triliun dolar AS) dalam 15 tahun ke depan untuk mengungguli Washington dalam teknologi canggih. AI mendapat dorongan tambahan pada pertemuan politik tahunan pemerintah, menyusul pembentukan dana investasi AI sebesar 60 miliar yuan pada Januari, hanya beberapa hari setelah AS memperketat kontrol ekspor chip canggih dan memasukkan lebih banyak perusahaan Tiongkok dalam daftar hitam perdagangan.
Namun, DeepSeek membuktikan bahwa perusahaan Tiongkok mampu menembus hambatan ini, sesuatu yang mengejutkan Silicon Valley dan para ahli industri.
Keberhasilan ini tidak lepas dari banyaknya tenaga muda berbakat. Pada 2020, lebih dari 3,5 juta mahasiswa Tiongkok lulus dengan gelar di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), jumlah tertinggi di dunia. Xi Jinping menekankan bahwa pendidikan, sains, dan bakat harus menjadi tanggung jawab bersama.
Di Shanghai, perusahaan Whalesbot sedang mengembangkan mainan berbasis AI yang mengajarkan anak-anak kode pemrograman sejak usia tiga tahun. Produk mereka memungkinkan anak-anak menyusun kode melalui buku panduan untuk menghidupkan mainan robotik. Harga mainan ini mulai dari 40 dolar AS.
"Negara lain juga punya robot edukasi AI, tapi dalam hal daya saing dan perangkat keras cerdas, Tiongkok lebih unggul," ujar Abbott Lyu, Wakil Presiden Whalesbot.
DeepSeek telah mengubah CEO-nya, Liang Wenfeng, menjadi pahlawan nasional dan menjadi kampanye iklan gratis senilai 10 miliar yuan bagi industri AI Tiongkok. Kini, enam perusahaan AI dalam negeri, termasuk DeepSeek, mendapat julukan "Enam Naga Kecil" oleh netizen Tiongkok. Perusahaan lainnya adalah Unitree Robotics, Deep Robotics, BrainCo, Game Science, dan Manycore Tech.
Di sebuah pameran AI di Shanghai baru-baru ini, berbagai perusahaan menampilkan inovasi terbaru mereka, mulai dari robot pencarian dan penyelamatan hingga robot berbentuk anjing yang bisa melakukan salto. Bahkan, pertandingan sepak bola antara robot humanoid digelar di salah satu aula, lengkap dengan jersey merah dan biru.
Namun, di balik euforia ini, muncul kekhawatiran global tentang pengumpulan data oleh AI Tiongkok.
AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk berkembang, dan Tiongkok memiliki keunggulan dengan lebih dari satu miliar pengguna ponsel, jauh lebih banyak dibanding AS yang hanya memiliki sekitar 400 juta pengguna.
Negara-negara Barat dan sekutunya khawatir bahwa aplikasi seperti DeepSeek, RedNote, atau TikTok dapat digunakan untuk mengakses data pengguna demi kepentingan pemerintah Tiongkok. Beberapa negara, seperti Korea Selatan, telah melarang pengunduhan DeepSeek, sementara Taiwan dan Australia melarang aplikasi tersebut di perangkat pemerintah. Amerika Serikat bahkan telah melarang TikTok karena alasan serupa.
Namun, perusahaan Tiongkok, termasuk ByteDance yang memiliki TikTok, menegaskan bahwa mereka tetap melindungi data pribadi pengguna.
Di tengah tantangan ini, perusahaan-perusahaan Tiongkok terus mencari cara untuk membuat AI lebih murah dan efisien. Misalnya, saat SenseRobot pertama kali mengembangkan robot lengan untuk bermain catur, biaya produksinya mencapai 40.000 dolar AS. Namun, dengan menerapkan AI dalam proses manufaktur, mereka berhasil menekan harga hingga 1.000 dolar AS.
"Inilah inovasi sejati. AI kini terintegrasi ke dalam proses manufaktur," kata Tommy Tang, perwakilan perusahaan.
Dengan penerapan AI dalam skala besar, Tiongkok berambisi menggunakan robot untuk berbagai keperluan, termasuk merawat populasi lansia yang terus bertambah. Xi Jinping berulang kali menegaskan bahwa "kemandirian teknologi" adalah kunci untuk menanggulangi pembatasan ekspor dari AS.
Meski Tiongkok masih dalam mode mengejar ketertinggalan, Beijing yakin bahwa perlombaan ini adalah maraton, bukan sprint. Dengan investasi besar di AI dan teknologi canggih, Xi Jinping bersiap untuk kompetisi panjang yang ia harapkan akan dimenangkan oleh Tiongkok.
0 Comments





- Jelang Puncak Haji 2025, Arab Saudi Kerahkan Ratusan Ambulans dan Tim Medis Siaga 24 Jam di Mekkah
- Viral! Beredar Foto Fasilitas Air Siap Minum di Stasiun MRT Dipenuhi Sampah, Buat Warganet Geram
- Indonesia Bermain Imbang Lawan Hong Kong di Laga Ketiga AHF Cup 2025
- Transformasi Gila Ju Yeon Woo Demi 'Study Group', Bleaching Rambut hingga Tampil Bak Anak Hip-Hop
- Siap-Siap Liburan! KAI Daop 1 Tambah 5 Kereta Favorit, Tiket Laris Manis Jelang Akhir Mei 2025
- Operasi Lutut Usai Jadi MVP Final NBA, Jaylen Brown Siap Comeback Lebih Kuat!
- Nikola Bangkrut! Raksasa Truk Listrik Ini Akhirnya Tumbang Setelah Kehilangan Miliaran Dolar
- Dikira Serangan Teroris, Ternyata Bukan! Mobil Gila Ini Seruduk Fans di Parade Liverpool
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!