Nikola Bangkrut! Raksasa Truk Listrik Ini Akhirnya Tumbang Setelah Kehilangan Miliaran Dolar

JAKARTA, GENVOICE.ID

Perusahaan kendaraan listrik (EV) Nikola (NKLA.O) resmi mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 pada Rabu (19/2), menandai akhir dari perjalanan panjang yang penuh gejolak.

Nikola Bangkrut! Raksasa Truk Listrik Ini Akhirnya Tumbang Setelah Kehilangan Miliaran Dolar
- (Dok. Reuters).

Dilansir dari Reuters, perusahaanini berencana menjual asetnya setelah menghadapi permintaan yang lesu, pembakaran kas yang cepat, serta kesulitan pendanaan.

Kehancuran Nikola menambah daftar panjang startup EV yang tumbang, termasuk Fisker, Proterra, dan Lordstown Motors, yang semuanya menghadapi tantangan serupa: biaya operasional tinggi, suku bunga yang melonjak, dan permintaan yang melemah.

CEO Nikola, Steve Girsky, dalam pernyataannya mengungkapkan bahwa berbagai faktor pasar dan ekonomi telah menghambat kelangsungan bisnis perusahaan. "Sayangnya, upaya terbaik kami tidak cukup untuk mengatasi tantangan besar ini," ujarnya.

Meskipun Tesla (TSLA.O) milik Elon Musk juga mengalami penurunan penjualan tahunan pertama pada 2024 akibat tingginya biaya pinjaman dan model kendaraan yang mulai usang, Nikola justru berada dalam situasi yang jauh lebih buruk. Perusahaan ini telah berupaya meningkatkan produksi truk hidrogen pada tahun yang sama, tetapi tetap mengalami kerugian besar di setiap unit yang terjual.

Saham Nikola anjlok 38% pada Rabu, menjatuhkan nilai pasarnya menjadi kurang dari 50 juta dolar AS jauh dari puncak kapitalisasi pasar sekitar 27 dolar AS miliar (setara Rp400 triliun) pada 2020, saat perusahaan ini bahkan pernah bernilai lebih tinggi dari Ford.

Keuangan Nikola juga terus melemah. Kas perusahaan turun drastis dari 464,7 juta dolar di akhir 2023 menjadi hanya 198,3 juta dolar pada September 2024. Saat memasuki proses kebangkrutan, Nikola hanya memiliki 47 juta dolar tersisa. Sahamnya telah beberapa kali jatuh di bawah 1 dolar dan terpaksa melakukan reverse stock split tahun lalu.

Kehancuran Nikola bukan hanya akibat faktor pasar. Setelah go public pada 2020 melalui merger dengan perusahaan cek kosong (SPAC), perusahaan ini langsung mendapat hantaman dari laporan pedas Hindenburg Research, yang menuduh Nikola melakukan penipuan. Meskipun perusahaan membantah, tuduhan itu menjadi pukulan besar bagi kepercayaan investor.

Pendiri sekaligus mantan CEO, Trevor Milton, akhirnya terbukti bersalah atas kasus penipuan pada 2022 dan dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada 2023. Skandal ini semakin memperburuk reputasi Nikola dan mempercepat kehancurannya.

Kini, dengan pengajuan kebangkrutan dan rencana penjualan aset, masa depan Nikola tampaknya sudah mencapai titik akhir. Perusahaan yang dulu digadang-gadang sebagai pesaing Tesla ini kini tinggal kenangan dalam dunia otomotif listrik.

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Techno
  • Kendaraan Listrik

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE