Mengenal Charlene Erasito, Wanita yang Mengungkap Misteri Laut Dalam di Fiji
JAKARTA, GENVOICE.ID - Charlene Erasito, seorang ilmuwan kelautan asal Fiji, kini menjadi bagian penting dalam ekspedisi ambisius yang bertujuan untuk memetakan ekosistem laut yang belum dijelajahi di perairan Fiji. Pada usia 30 tahun, Erasito adalah satu-satunya wanita asal Kepulauan Pasifik yang terlibat dalam perjalanan ini, yang dimulai pada April lalu dan dipimpin oleh National Geographic Pristine Seas.
Kegiatan ini, yang melibatkan tim ahli lokal dan internasional, berfokus pada penjelajahan kedalaman laut sebelum akhirnya meneliti bagian laut yang lebih dangkal. Setelah Fiji, ekspedisi ini juga akan mengarah ke Tuvalu dan Tonga.
Erasito, yang sedang menjalani studi PhD di Institut Ilmu dan Teknologi Kelautan Prancis, mengaku terkejut ketika dia diundang untuk bergabung dengan tim ekspedisi tersebut setelah penelitian mendalamnya mengenai gunung laut (seamounts) dan keanekaragaman hayati di New Caledonia menarik perhatian tim Pristine Seas. Dalam penelitian tersebut, dia menggunakan kendaraan remote-operated dan data akustik untuk menjelajahi kehidupan laut dalam.
Selama ekspedisi ini, Erasito mendapat julukan "Moana" dari rekan-rekannya, yang dia terima dengan senyuman. Meskipun julukan itu terinspirasi oleh film Disney yang populer, Erasito lebih memilih untuk mengenang masa kecilnya, di mana dia memiliki babi peliharaan dan ayam yang diberi nama "Pig" dan "Chicken", tanpa banyak kreativitas.
Saat kembali ke Rotuma, pulau asalnya di Fiji, Erasito merasa memiliki kewajiban untuk mengungkap misteri laut yang melingkupi rumahnya. "Dulu, saya mendengar banyak cerita tentang pentingnya laut bagi Rotuma dan penduduknya dari ayah saya yang bekerja di sana," kata Erasito.
Dengan teknologi terbaru seperti kamera bawah laut dan alat video, ekspedisi ini memungkinkan Erasito dan timnya untuk merekam kehidupan laut yang menakjubkan, seperti ikan, terumbu karang, dan keanekaragaman hayati lainnya, sambil memastikan bahwa eksplorasi ini dilakukan dengan dampak minimal terhadap habitat yang rapuh. Setelah menyelesaikan penjelajahan laut dalam, tim sekarang sedang menuju Tuvalu.
Dr. Keiron Fraser, pemimpin ekspedisi Pristine Seas, menyebut bahwa Erasito menjadi inspirasi bagi banyak orang muda di Rotuma, khususnya anak-anak yang mengidolakan semangatnya. Erasito berharap lebih banyak perempuan muda Pasifik yang mengikuti jejaknya dan menjadikan ilmu kelautan sebagai panggilan mereka.
"Eksplorasi ini bukan hanya tentang mengetahui lebih banyak tentang laut, tetapi juga tentang menjaga dan melindunginya," kata Erasito. "Laut adalah darah kami, cerita kami, dan tanggung jawab kami. Jangan ragu untuk mengikuti hati kalian."
0 Comments





- Man City Fokus Keras Kejar Tiket Liga Champions, Pep Guardiola: "Kita Harus Cepat Pulih"
- Scarlett Johansson Akhirnya Gabung di Film 'Jurassic World Rebirth': "Aku Nge-fans Berat Sejak Kecil!"
- Israel Lancarkan Operasi Militer Besar ke Iran, Sasar Program Nuklir dan Ilmuwan Utama
- Kanye West Batal Konser di Korea Selatan Usai Lagu Kontroversi Picu Kecaman
- Rekomendasi Film di Netflix untuk Ngabuburit Selama Bulan Ramadan
- Trump Kerahkan 2.000 Garda Nasional ke Los Angeles, Protes Imigrasi Memanas
- Hakim AS Nyatakan Google Langgar Hukum Monopoli di Pasar Iklan Digital
- Serangan Israel ke Iran Bikin Timur Tengah Memanas, Trump Dinilai Gagal Kendalikan Netanyahu
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!