Heavenly Ever After: Ini Alasan Sutradara Tunjukkan Kekurangan Karakter di Surga dan Relevansinya Bagi Anak Muda

YOGYAKARTA, GENVOICE.ID - Hai, Gens! Sering kan nonton drakor terus kepikiran, di balik ceritanya yang seru, ada pesan apa ya dari sang sutradara? Nah, di drakor Heavenly Ever After, ada karakter unik namanya Lee Hae Sook. Beliau ini digambarkan sebagai rentenir yang (meski pekerjaannya sering dipandang sebelah mata) ternyata punya hati baik dan akhirnya bisa masuk Surga.

Kebayang kan, kalau udah di Surga, pasti bawaannya tenang, sabar, semua sifat jelek auto hilang? Eits, ternyata di drakor ini nggak gitu lho! Lee Hae Sook ini, meski udah di Surga, masih aja punya kebiasaan 'bumi' yang bikin geleng-geleng kepala. Kayak gampang pakai emosi, suka ngomong blak-blakan tanpa mikir perasaan orang, hobi overthinking, sering ragu-ragu, banyak tanya sampai bikin kesal, bahkan kadang ketiduran pas ibadah.

Heavenly Ever After: Ini Alasan Sutradara Tunjukkan Kekurangan Karakter di Surga dan Relevansinya Bagi Anak Muda
Di balik tingkah laku Lee Hae Sook di Surga, sutradara Heavenly Ever After seperti memberi pesan manis: nggak ada yang sempurna (termasuk diri sendiri). - (Dok. AsianWiki/yds).

Kok bisa ya? Kan udah di Surga, kenapa masih punya kebiasaan 'minus'? Nah, di sinilah kayaknya maksud keren dari sutradaranya.

Mungkin, pesan buat kita Gen Z adalah: Nggak ada manusia yang 100% sempurna, bahkan setelah meninggal atau mencapai 'level' kebaikan tertentu. Sutradara seolah mau bilang, sifat atau kebiasaan itu nempel banget sama diri kita, butuh proses panjang buat diubah, bahkan mungkin nggak hilang sepenuhnya.

Terus, ini juga nunjukkin kalau menjadi orang baik itu bukan berarti nggak punya kekurangan sama sekali. Lee Hae Sook itu baik hatinya terbukti dari dia bisa masuk Surga. Tapi dia juga punya kebiasaan yang nyebelin. Ini ngajarin kita buat melihat orang secara utuh, kebaikannya itu yang utama, bukan hanya fokus sama kebiasaan kecilnya yang bikin nggak nyaman.

Selain itu, mungkin ini juga cara sutradara bikin karakternya lebih relatable. Siapa sih yang nggak pernah overthinking atau keceplosan ngomong? Dengan nunjukkin sisi 'manusiawi' Lee Hae Sook ini, penonton (termasuk kita Gen Z) jadi bisa merasa, "Oh, ternyata wajar ya punya kebiasaan kayak gini."

So, di balik tingkah laku Lee Hae Sook di Surga, sutradara Heavenly Ever After sepertinya ngasih pesan manis kalau nggak ada yang sempurna (termasuk diri sendiri), fokus sama kebaikan dasar seseorang, dan sadar kalau ngubah kebiasaan itu memang butuh perjuangan, di mana pun kita berada.

Y
Yuniar Dwi Setiawati
Penulis
  • Tag:
  • Film
  • Film Korea
  • Anak muda

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE