Meta Luncurkan Program untuk Meningkatkan AI Suara dan Terjemahan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Meta bekerja sama dengan UNESCO untuk meluncurkan program baru yang bertujuan mengumpulkan rekaman suara dan transkripsinya. Data ini akan digunakan untuk mengembangkan kecerdasan buatan atau AI yang nantinya dapat diakses secara terbuka oleh publik.
Program ini, bernama "Language Technology Partner Program", mencari mitra yang bisa menyumbangkan lebih dari 10 jam rekaman suara beserta transkripsinya, teks dalam jumlah besar, dan kumpulan kalimat yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Meta menyatakan bahwa para mitra akan bekerja sama dengan tim AI mereka untuk memasukkan bahasa-bahasa tersebut ke dalam sistem pengenalan suara dan terjemahan AI. Setelah selesai, teknologi ini akan tersedia secara gratis dan terbuka untuk semua orang.
Salah satu mitra yang sudah bergabung adalah pemerintah Nunavut, wilayah di Kanada bagian utara dengan populasi yang jarang. Beberapa penduduk di sana berbicara dalam bahasa Inuit yang disebut Inuktut.
"Kami fokus pada bahasa-bahasa yang kurang mendapat perhatian, mendukung upaya UNESCO dalam menjaga keberagaman bahasa. Tujuan utama kami adalah menciptakan sistem AI yang bisa memahami dan merespons kebutuhan manusia dengan lebih baik, tanpa terhalang oleh bahasa atau latar belakang budaya," tulis Meta dalam blognya, dikutip dari TechCrunch, Jumat (7/2).
Selain program ini, Meta juga merilis alat pengujian sumber terbuka untuk menilai kinerja model terjemahan AI. Alat ini, yang dikembangkan oleh para ahli bahasa, mendukung tujuh bahasa dan bisa diakses serta dikembangkan lebih lanjut di platform AI Hugging Face.
Meta mempresentasikan kedua inisiatif ini sebagai bentuk kepedulian sosial. Namun, mereka juga akan mendapatkan keuntungan dari peningkatan teknologi pengenalan suara dan terjemahan.
Meta terus memperluas jumlah bahasa yang didukung oleh asisten AI mereka, Meta AI, serta mengembangkan fitur seperti terjemahan otomatis bagi para kreator. Pada September lalu, Meta menguji fitur yang memungkinkan kreator Instagram Reels menerjemahkan suara mereka dan menyesuaikan gerakan bibir secara otomatis.
Meski begitu, Meta masih menghadapi kritik terkait perlakuannya terhadap konten dalam bahasa selain Inggris. Sebuah laporan mengungkap bahwa Facebook membiarkan hampir 70 persen misinformasi tentang COVID-19 dalam bahasa Italia dan Spanyol tanpa tanda peringatan, sementara hanya 29 persen misinformasi dalam bahasa Inggris yang mengalami hal serupa. Dokumen internal Meta juga menunjukkan bahwa sistem mereka sering salah dalam menandai postingan berbahasa Arab sebagai ujaran kebencian.
Meta mengklaim bahwa mereka terus berupaya meningkatkan teknologi terjemahan dan moderasi kontennya.
Meta Luncurkan Program untuk Meningkatkan AI Suara dan Terjemahan
0 Comments





- Perang dan Kelaparan Menghancurkan Sudan, Krisis Kemanusiaan yang Tidak Disorot Dunia
- Tim Gabungan Terus Berjuang Cari Tujuh Korban Longsor di Gunung Kuda Cirebon
- Cucurella Cetak Gol Krusial, Chelsea Usir MU dan Cium Tiket Liga Champions
- Inter Milan Menang atas Barcelona, Lolos ke Final UCL Lewat Comeback Gila 7 Gol
- Linkin Park Bahas Lagu Baru "Let You Fade", Anak Mike Shinoda Bilang Emily Armstrong Paling Keren!
- Lewandowski Siap Tempur, Barcelona Punya Harapan di Giuseppe Meazza
- Pameran F1 Hadir di Amsterdam pada April 2025
- Film Adaptasi Game "Elden Ring" Siap Digarap, Alex Garland Jadi Sutradara dan Penulis Naskah
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!