Wanita penunggu Puncak Gunung Lawu, turun gunung hanya setahun sekali saat hari raya Idul Fitri

Mengenal sosok penunggu puncak Lawu di Argo Dalem, yang turun gunung cuma 1 x dalam setahun yaitu saat hari raya Idul Fitri

Jakarta; Genvoice.Id; Mbok Yem, yang dikenal sebagai penunggu puncak Lawu memiliki kebiasaan tidak biasa, beliau yang hidup dengan membuka warung makan dan ditemani seekor monyet di Argo Dalem puncak Gunung Lawu sudah puluhan tahun menjalani "ritual" tahunan, yaitu turun gunung. Mbok Yem hidup di Puncak Lawu hampir setahun penuh, beliau hanya beberapa hari turun gunung yaitu menjelang hari raya Idul Fitri, lalu sebelum hari raya plus 7 biasanya beliau sudah naik lagi ke Puncak Gunung Lawu.

Siapa Mbok Yem Gunung Lawu

Wanita penunggu Puncak Gunung Lawu, turun gunung hanya setahun sekali saat hari raya Idul Fitri
Mbok Yem di warungnya di Puncak Lawu - (Dok. Medsos @a9us_budiutomo).
"Mbok Yem" adalah pemilik warung tertinggi di indonesia , tepatnya di gunung Lawu.
Bagi pendaki gunung lawu pasti tujuan utama bukan hanya puncak Hargo Dumilah , melainkan bisa singgah ke warung mbok Yem , suatu pengalaman yg jarang ditemukan di gunung indonesia.

warung mbok yem dan temon

Ket. Foto: Warung Puncak Lawu Argo Dalem Mbok Yem 
 

mbok yem dan temon

Ket Foto: Mbok Yem dan Temon
 
Dalam kesehariannya di Gunung, mbok Yem ditemani oleh asistennya dan juga ditemani oleh seekor monyet, Temon namanya.
Sudah sejak sekitar tahun 2013 si Temon menemani Mbok Yem, Temon selalu berada di sekitar warung tertinggi di Indonesia, yaitu warungnya Mbok Yem di atas Gunung Lawu.

 

Bagaimana Kabar Mbok Yem Puncak Lawu Tahun Ini?

Tahun 2025 ini kabarnya mbok yem memilih turun lebih awal dari biasanya. Mbok Yem yang biasanya baru turun menjelang Idul Fitri kali ini dievakuasi pada Selasa 4 Maret 2025 karena kondisi kesehatannya menurun. Dalam foto dan video yang beredar di media sosial ia terlihat ditandu oleh beberapa pria melalui jalur Cemoro Sewu.

Mbok Yem mulai mengeluhkan sakit sejak awal Februari 2025. Tubuhnya lemas dan ia mengalami pembengkakan di kaki yang diduga akibat asam urat. Demi mendapatkan perawatan yang lebih baik ia memutuskan turun gunung lebih cepat. Meski begitu warungnya di Hargo Dalem tetap beroperasi seperti biasa dengan dua orang yang biasa membantunya kini mengambil alih tugas melayani para pendaki.
 
Turunnya Mbok Yem lebih awal menjadi momen langka yang menyentuh banyak orang terutama bagi pendaki yang sudah terbiasa singgah di warungnya. Keberadaan Mbok Yem di Gunung Lawu selama puluhan tahun menjadikannya figur ikonik yang selalu dirindukan. Para pendaki pun mendoakan kesembuhannya agar ia bisa segera kembali ke tempat yang sudah menjadi rumah keduanya.
 
W
Winoto
Penulis
  • Tag:
  • profil
  • mistis
  • gunung lawu
  • Mbok Yem

1 Comments

A

Anak Jakarta

06 Mar 2025
Smoga segera sehat lagi dan kembali ke puncak lagi ya Mbok...
Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE