Dari Malioboro untuk Indonesia: Peran Anak Muda dalam Kelestarian Selasa Wage

YOGYAKARTA, GENVOICE.ID - Hai, Gens! Kalian pasti sering lihat Malioboro ramai banget dengan berbagai penampilan seni, apalagi kalau pas Selasa Wage tiba. Pentas Seni Selasa Wagen ini bukan cuma hiburan biasa, lho. Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum, Pemerintahan dan Politik, Sukamto, bilang kalau ini adalah bukti ketulusan para seniman DIY dalam menjaga denyut nadi budaya kita. Penting banget buat kita, anak muda, tahu kenapa tradisi Selasa Wage ini harus banget dilestarikan!

Pentas Seni Selasa Wagen yang rutin digelar Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY ini menampilkan potensi budaya dari berbagai kalurahan/kelurahan budaya se-DIY. Gratis dan bisa dinikmati siapa saja! Sukamto menegaskan, kebudayaan itu bukan cuma warisan lama, tapi jiwa yang hidup dalam masyarakat. Itu kelihatan dari tingkah laku, seni, cara bicara, sampai semangat gotong royong kita. Desa budaya itu ibarat simpul yang bikin warisan leluhur kita tetap hidup dan nggak cuma jadi pajangan.

Dari Malioboro untuk Indonesia: Peran Anak Muda dalam Kelestarian Selasa Wage
Pentas Seni Selasa Wagen yang budayanya perlu terus dilestarikan. - (Dok. TBY JogjaProv).

"Melalui pentas ini, kita tidak hanya menyaksikan tari dan suara, tetapi kita sedang menafsir ulang siapa diri kita sebagai bangsa yang memuliakan akar, namun terbuka pada cabang-cabang kemajuan," ujar Sukamto. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi, juga menambahkan kalau Pentas Seni Selasa Wagen ini harapannya bisa jadi motivasi buat kalurahan budaya di DIY untuk terus berkarya positif.

Tahun 2025 ini, Pentas Seni Selasa Wagen kembali digelar di Teras Malioboro 1 Yogyakarta setiap Selasa Wage di bulan Mei, Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Bambang "Goyank" Suryo, seorang seniman muda dan founder komunitas seni tradisional di Jogja, menegaskan pula bahwa Selasa Wagen adalah jantungnya ekspresi budaya lokal. "Di zaman serba digital dan serbacepat ini, kita butuh ruang kayak Selasa Wagen buat 'napas' dan ngingetin kita siapa kita. Ini kesempatan emas buat teman-teman Gen Z ngelihat langsung seni tradisi yang mungkin belum pernah mereka saksikan. Jadi, bukan cuma scroll TikTok, tapi juga merasakan langsung energinya," kata Goyank. Menurutnya, kalau kita nggak melestarikan ini, budaya kita bakal jadi museum mati.

Sedangkan Dr. Ira Savitri, seorang budayawan muda dari Universitas Gadjah Mada yang fokus pada pelestarian budaya lokal, menambahkan bahwa Selasa Wagen adalah laboratorium hidup untuk generasi muda. "Ini bukan cuma tentang seni, tapi juga tentang kearifan lokal, nilai-nilai, dan bahkan bahasa. Dengan melihat langsung, anak muda bisa lebih relate dan mungkin terinspirasi untuk ikut berpartisipasi, entah sebagai penampil, penyelenggara, atau sekadar penikmat yang menghargai. Selasa Wagen adalah cara fun buat belajar sejarah dan identitas kita," jelas Dr. Ira. Dia juga bilang kalau event ini bisa jadi trigger buat anak muda mengeksplorasi lebih jauh tentang budaya mereka sendiri.

Sekali lagi, Pentas Seni Selasa Wagen itu bukan cuma ajang hiburan pas Selasa Wage di Malioboro. Ini adalah tanda bakti kita pada budaya, cara kita menjaga identitas bangsa, dan inspirasi buat masa depan. Jadi, yuk ramaikan dan jadi bagian dari cerita lestarinya budaya kita!

Y
Yuniar Dwi Setiawati
Penulis
  • Tag:
  • Pameran Seni
  • Yogyakarta

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE