Once Was: Jejak Ingatan dan Gerakan dalam Karya Iwan Effendi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pendiri sekaligus Direktur Papermoon Pupet Theatre, Iwan Effendi, kembali mengadakan pameran seni hasil karyanya bertajuk 'Once Was'.

Once Was ini berangkat dari latar belakangnya sebagai dalang, dengan menggabungkan prinsip resonansi emosional dari dunia wayang. Pameran ini menyoroti kontras antara keheningan dan gerakan melalui tampilan gambar bergerak, lukisan, dan gambar di atas kertas.

Once Was: Jejak Ingatan dan Gerakan dalam Karya Iwan Effendi
- (Dok. Genvoice/Rifqy).

Karya-karya di atas kertas jadi jejak keberadaan dari gambar bergerak miliknya, yang dihapus lalu digambar lagi dan seperti itu berulang kali.

Hasil gambar nya menampilkan kesan abstrak yang menggambarkan bahwa gerakan tersebut meninggalkan bekas bertahan lama hingga sesuatu yang nyata. Tetapi setiap gerakannya masih terhubung dengan tindakan lain.

Judul pameran menyiratkan elemen ingatan dan transformasi, seorang dalang yang menangkap, mewujudkan, hingga menterjemahkan sebuah cerita dan identitas dalam sebuah boneka.

Selama proses kreatif, gak ada ruang buat melihat kebelakang. Dalam artian, Ia harus menghapus apa yang telah digambar untum adegan berikutnya, jadi mustahil buat kembali ke asal mula.

Pameran terbarunya ini juga dilengkapi dengan karya nya melalui kanvas. Ia mengubah dirinya sebagai objek percakapan antara gerakan dan keheningan. Intinya, Once Was itu menyiratkan suatu yang pernah ada tapi mengalami transformasi.

Iwan Effendi bukan orang baru dalam dunia ini. Ini kerap kali melakukan pameran baik di dalam maupun luar negeri.

Pameran tunggalnya antara lain articulate di Mizuma Gallery Tokyo, Jepang (2024); preload di Mizuma Gallery, Singapura (2023); Daydreaming Face di Ruci Art, Jakarta (2021); DRAWING withdrawing (2020) dan Face to Face di Mizuma Gallery, Singapura (2019); Eye of the Messenger di Yavuz Gallery, Singapura (2011); serta Two Shoes for Dancing di Valentine Willie Fine Art (Project Room), Kuala Lumpur, Malaysia (2009).

Iwan juga telah berpartisipasi dalam sejumlah pameran kelompok di Bulgaria, Singapura, Australia, Belanda, Filipina, Prancis, Jepang, Amerika Serikat, dan Meksiko. Ia pernah menjalani residensi di Museum of Art di Kochi, Jepang (2015); Federation Square, Melbourne, Australia (2014); serta Asian Cultural Council di New York, AS (2009-2010) untuk melakukan riset mengenai dunia wayang, seni visual, dan seni pertunjukan.

R
Rifqy Alief Abiyya
Penulis
  • Tag:
  • Iwan Effendi
  • seniman
  • Pameran Seni
  • Dunia Seni
  • Galeri Seni

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE