Sidang Isbat Digelar Hari Ini, Gimana Penetapan Awal Lebaran di Indonesia?

JAKARTA - Setiap menjelang Ramadan dan Idul Fitri, masyarakat Indonesia selalu menanti pengumuman resmi dari pemerintah soal kapan mulai puasa dan lebaran.

Nah, keputusan ini diambil melalui Sidang Isbat, forum resmi yang digelar Kementerian Agama untuk menentukan awal bulan dalam kalender Hijriah. Tapi, tahu nggak sih, bagaimana sejarah dan proses sidang isbat di Indonesia? Yuk, kita kupas tuntas!

Sidang Isbat Digelar Hari Ini, Gimana Penetapan Awal Lebaran di Indonesia?
- (Dok. ANTARA).

Dilansir dari Antara, sidang Isbat bukan sekadar seremoni biasa, melainkan agenda krusial yang menentukan momen-momen penting bagi umat Islam, seperti awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Melalui sidang ini, pemerintah memberikan kepastian kapan umat Muslim harus memulai ibadah puasa dan merayakan hari raya.

Dalam menentukan awal bulan Hijriah, sidang isbat menggunakan dua metode utama, yakni hisab dan rukyat. Metode hisab mengandalkan perhitungan astronomi untuk menentukan posisi bulan secara matematis, sementara metode rukyat dilakukan dengan cara mengamati langsung hilal (bulan sabit pertama) setelah matahari terbenam.

Kedua metode ini kemudian digabungkan untuk memastikan keakuratan hasil. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan ajaran agama dalam menentukan hari-hari penting bagi umat Islam.

Sejak Indonesia merdeka pada 1945, pemerintah sudah menyadari pentingnya menetapkan hari-hari besar keagamaan secara resmi. Oleh karena itu, pada 18 Juni 1946, Presiden Soekarno bersama Menteri Agama H. Rasjidi menerbitkan Penetapan Pemerintah Nomor 2/Um, yang memberikan wewenang kepada Menteri Agama untuk menentukan hari raya keagamaan.

Di era 1950-an, sidang isbat mulai digelar secara lebih sistematis dengan melibatkan para ulama, ahli falak, serta perwakilan organisasi Islam. Seiring perkembangan zaman, sidang isbat juga ikut beradaptasi dengan teknologi canggih dalam pengamatan hilal.

Pada tahun 2016, Kementerian Agama mengadopsi standar baru yang disebut Kriteria MABIMS (Majelis Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura). Dalam kriteria ini, hilal harus mencapai ketinggian minimal 3° dengan elongasi minimal 6,4° agar bisa dijadikan acuan dalam penentuan awal bulan Hijriah.

Sidang isbat bukan cuma sekadar acara tahunan, tapi juga bagian dari tanggung jawab negara dalam menjamin kepastian beribadah bagi umat Islam. Sama halnya seperti penyelenggaraan haji, umrah, pendidikan agama, hingga sertifikasi halal, sidang isbat menjadi wujud nyata peran pemerintah dalam mengakomodasi kebutuhan umat Muslim di Indonesia.

Jadi, setiap kali kamu mendengar pengumuman sidang isbat di TV atau media sosial, ingatlah bahwa ini bukan hanya soal "lebaran jatuh hari apa", tapi juga proses panjang yang melibatkan ilmu pengetahuan, perhitungan astronomi, dan keputusan para ahli.

Nah, tahun ini kamu tim nunggu sidang isbat atau udah percaya sama perhitungan astronomi, Gen?

 

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • Sidang Isbat
  • Ramadhan
  • Lebaran 2025
  • Idul Fitri

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE