Produksi Beras Meningkat, Harga di Tingkat Petani Jangan Sampai Anjlok
JAKARTA Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Rizal Edi Halim mengatakan, peningkatan produksi beras dan jagung pada kuartal I-2025 harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah untuk menopang swasembada pangan.
"Ketika produksi meningkat, harus dipastikan harga tetap terjaga di tingkat masyarakat. Ini untuk memastikan harga di tingkat petani bisa lebih layak," katanya, Selasa (27/5), menanggapi kenaikan produksi beras 51 persen dan jagung 39 persen sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS).
Pertumbuhan produksi ini, katanya, diharapkan bisa menjadi pilot project untuk komoditas-komiditas lain, agar produksinya juga bisa meningkat. "Ini yang perlu menjadi perhatian agar pertumbuhan produksi tersebut bisa menekan impor pangan atau impor komoditas komoditas pertanian," harapnya.
Dihubungi terpisah, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Dwijono Hadi Darwanto, menyebut capaian tersebut sejalan dengan kondisi cuaca yang mendukung dan perbaikan infrastruktur pertanian, khususnya irigasi.
"Hal ini bisa dimengerti karena iklim yang menunjang. Hingga Maret, April, dan Mei masih ada hujan, dan biasanya puncak panen terjadi di bulan Maret dan April. Jadi kondisi tahun ini cukup ideal untuk panen," kata Dwijono.
Ia menjelaskan, kondisi pertanaman juga relatif lebih stabil karena insiden kebanjiran dan kekeringan yang biasanya mengganggu panen, kini berkurang.
"Perbaikan jaringan irigasi di beberapa tempat serta penyaluran pupuk yang relatif tepat waktu turut mendukung hasil panen, khususnya di daerah sentra produksi padi," tambahnya.
Meski demikian, Dwijono menekankan pentingnya konsistensi dalam perbaikan sistem pertanian untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas ke depan. "Perlu konsistensi dalam perbaikan irigasi, ketepatan penyaluran pupuk, dan penggunaan mekanisasi baik untuk olah tanah maupun panen di sentra-sentra produksi," jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap kualitas gabah. "Saya khawatir penyerapan gabah saat ini lebih menitikberatkan pada kuantitas, bukan kualitas. Ke depan, semoga kualitas panen bisa lebih baik dan tidak hanya berfokus pada jumlah," pungkasnya.
Peneliti Ekonomi Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda berharap produktivitas benar benar meningkat dan harga untuk petani juga kompetitif.
Capaian Luar Biasa
Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono menyampaikan produksi beras dan jagung nasional meningkat signifikan masing-masing 51 persen dan 39 persen pada kuartal I-2025 dibanding periode yang sama tahun 2024 atau year on year (yoy) sebagai hasil kolaborasi dengan banyak pihak terkait.
Menurut Sudaryono, data tersebut mengacu pada laporan BPS yang dirilis baru-baru ini. "Ini capaian luar biasa berkat kerja keras petani sebagai aktor utama, serta dukungan dari berbagai pihak," kata Sudaryono dalam kunjungan kerjanya di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (27/5).
Ia mengatakan, pencapaian itu tidak lepas dari peran kolaboratif antara petani, penyuluh pertanian, serta institusi negara seperti TNI dan Polri. "Untuk produksi beras, TNI punya peran besar dalam pendampingan dan fasilitasi di lapangan. Sedangkan untuk jagung, Polri turut mendorong peningkatan produktivitas dengan berbagai bentuk dukungan," tuturnya.
Sudaryono juga menyoroti dukungan dari kepala daerah, kepala desa, dinas pertanian, hingga para penyuluh yang berada di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).
Wamen dalam kesempatan tersebut, turut menyampaikan sejumlah kebijakan strategis yang mencerminkan komitmen pemerintah pusat dalam mendukung sektor pangan dan petani. Salah satunya adalah penambahan kuota pupuk bersubsidi dari sebelumnya 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton pada tahun ini.
"Kebijakan ini diambil untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang sempat terjadi pada tahun lalu. Pemerintah juga menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah minimal 6.500 rupiah per kilogram, sebagai bentuk keberpihakan terhadap petani," tuturnya.
Produksi Beras Meningkat, Harga di Tingkat Petani Jangan Sampai Anjlok
0 Comments





- Waspadai Covid-19 Meski Variannya Relatif Tak Mematikan
- Prabowo: Pejabat yang Tidak Mau Menyederhanakan Regulasi akan Saya Copot
- Kejar Pertumbuhan, Dorong Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah
- Zelensky Surati Trump, Siap Rundingkan Perdamaian Secepatnya
- Waspadalah! Liberalisasi Impor Dapat Memperdalam Ketimpangan
- Beijing Ingin Menarik Investasi Asing di Tengah Eskalasi Ketegangan Geopolitik
- Amerika Berbohong Ingin Memenuhi Kebutuhan Angkatan Bersenjata Ukraina
- Kemiskinan Jangan Hanya Diukur dari Konsumsi Makanan dan Non-makanan
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!