TikTok Kuasai Dunia, Platform Raksasa Berebut Ikut Balapan Video Pendek
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sejak meledak di dunia pada 2016, TikTok pelan-pelan tapi pasti mendominasi dunia maya. A
plikasi milik ByteDance itu kini menggaet lebih dari 1,12 miliar pengguna aktif setiap bulan di seluruh dunia, menurut data Backlinko. Di Amerika Serikat saja, pengguna TikTok menghabiskan rata-rata 108 menit per hari hanya untuk scroll di aplikasi, berdasarkan laporan Apptopia.
Popularitas TikTok ini bukan cuma mengubah cara orang mengonsumsi hiburan, tapi juga memaksa raksasa-raksasa teknologi lain untuk ikut beradaptasi. Meta (Instagram Reels), Google (YouTube Shorts), bahkan LinkedIn yang biasanya serius-serius aja, kini berlomba-lomba niru gaya TikTok. Tapi sejauh ini, belum ada yang benar-benar bisa menandingi akurasi algoritma TikTok yang super tajam.
"TikTok itu udah jadi pusat internet buat anak muda," kata Jasmine Enberg, VP dan analis utama di Emarketer, dikutip dariCNBCpada Sabtu, (26/4).
"Mereka cari hiburan, tren, berita, bahkan belanja lewat TikTok. Platform lain cuma bisa ngikutin," tambahnya.
Meski Reels dan Shorts terus tancap gas dengan berbagai fitur baru, tools buat kreator, bahkan ide bikin aplikasi terpisah, TikTok terus melaju dengan inovasi sendiri. Mereka udah masuk ke dunia e-commerce, nambah durasi video, dan ngasih pengalaman yang makin lengkap buat user.
Tapi, di balik booming-nya, ada sisi gelap yang bikin khawatir. Peneliti kayak Dr. Yann Poncin dari Yale University memperingatkan soal dampak negatif, dari pola tidur berantakan sampai kecemasan meningkat gara-gara kebiasaan endless scrolling.
"Video pendek itu didesain buat nyangkut perhatian dalam hitungan detik," katanya seraya menambahkan, "Dulu kita diajak bertualang lewat cerita panjang. Sekarang? Cukup beberapa detik aja buat ketagihan."
Belum lagi, di balik engagement tinggi, urusan cuan dari video pendek masih jadi PR besar. Kalau di YouTube panjang iklan bisa disisipkan banyak, di video pendek ruangnya terbatas banget. Akibatnya, meski lebih gampang viral, para kreator kesulitan bikin bisnis yang sustain.
Bayangin aja, menurut Oberlo, TikTok menghasilkan sekitar $23,6 miliar dari iklan tahun lalu. Tapi kreator? Banyak yang cuma dapat recehan - kadang cuma beberapa dolar untuk jutaan views.
YouTube Shorts, misalnya, rata-rata bayar empat sen per 1.000 views. Sedangkan Meta masih ngulik fitur-fitur kayak "Trial Reels" buat bantu kreator bereksperimen tanpa takut gagal, tapi monetisasi Reels sendiri masih belum stabil.
Sementara itu, ancaman larangan TikTok di AS bikin platform lain pasang kuda-kuda. Menurut eMarketer, kalau TikTok dibatasi, Meta dan YouTube siap nangkap sampai 50% dari dana iklan yang pindah.
Dunia video pendek makin panas, tapi siapa yang bisa bertahan di maraton tanpa akhir ini? Kita tunggu aja drama berikutnya ya Gen!
TikTok Kuasai Dunia, Platform Raksasa Berebut Ikut Balapan Video Pendek
0 Comments





- Green Day Singgung Perang Israel-Palestina di Coachella, Ubah Lirik Lagu Jadi "Seperti Anak-anak Palestina"
- Carrie Underwood Tampil A Cappella di Pelantikan Trump, Nyanyikan Lagu ‘America The Beautiful’
- Fourtwnty Umumkan Hiatus, Rehat dari Panggung Musik
- Efisiensi Anggaran, Pemerintahan Trump Bakal Tutup Hampir 30 Kedutaan dan Konsulat di Luar Negeri
- Adam Levine Rekam Fans Pakai HP Ketika Bernyanyi Lagu Lost Stars di Konser Maroon 5
- Cara Aman Pakai Retinol, Hindari Wajah Kusam Menjelang Hari Raya
- Pesan Chat Kim Soo-hyun dan Kim Sae-ron Terungkap, Keluarga Beberkan Bukti!
- Konser Lady Gaga Mayhem Tour Bakal Digelar di Singapura Selama 4 Hari
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!