MUI Gercep Minta Kasus Ayam Goreng Widuran Ditindak, Jangan Sampai Nama Solo Ikut Tercoreng

JAKARTA, GENVOICE.ID - Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Ni'am Sholehbuka suara soal hebohnya kasus Ayam Goreng Widuran. Menurut beliau, kalau masalah ini gak segera ditangani secara serius baik dari sisi hukum maupun administratif bisa bikinnama Kota Solo kena getahnya.

"Kalau tidak dilakukan langkah cepat, bisa merusak Kota Solo yang religius dan inklusif. Kasus Widuran ini contoh pelaku usaha yang culas dan tidak jujur yang bisa merusak reputasi Kota Solo," tegas Ni'am di Jakarta, dikutip dariAntara, Senin (26/5).

Ni'am bilang, selain nyeret nama baik Solo, kasus kayak gini jugabisa ngerugiin pelaku usaha kuliner lainnya. Soalnya, kepercayaan publik bisa drop, wisatawan jadi ragu jajan, dan efeknya bisa panjang.

Karena itu, MUI minta pemerintah daerah (pemda) turun tangan. Harus ada tindakan nyata, bukan cuma wacana. Jangan nunggu viral dulu baru gerak.

Ni'am juga ingetin lagi kalau semua pelaku usaha makanan wajib punya sertifikat halal, sesuai aturan yang berlaku di Indonesia. Kalau gak patuh, ya ada sanksinya.

"Pelaku usaha harus patuh pada undang-Undang yang mewajibkan sertifikat halal bagi produk pangan yang diperdagangkan di Indonesia. Kalau tidak, ada sanksinya. Aparat pemerintah harus melakukan langkah tegas, tidak boleh abai," ucapnya.

Soal ayam, beliau yang juga Guru Besar Ilmu Fikih UIN Jakarta, jelasin bahwa ayam itu halal, tapi harus disembelih sesuai syariat. Kalau sembelihannya gak bener, statusnya bisa haram kayak bangkai.

"Ayam yang disembelih secara benar, tapi jika digoreng dengan minyak babi, maka haram dikonsumsi. Menu ayam tidak serta merta dipastikan halal," tegasnya.

Makanya, menurut MUI, kasus ini harus jadi wake-up call buat semua Muslim biar lebih aware soal tempat makan yang dipilih. Jangan asal enak dan viral doang.

"Harus dipastikan kehalalannya, cek sertifikat halalnya, tanya pemiliknya dan kendali indikasi-indikasinya," tutup Ni'am.