Dorong Taylor Swift Bunuh Diri, Ini Kisah Mengerikan Surat-Surat Penguntit yang Bikin Tercengang! 

JAKARTA, GENVOICE.ID - Pada 2018, Taylor Swift mendapati dirinya berada di tengah mimpi buruk nyata, salah satu penggemarnya terobsesi sampai ke titik mengerikan. Penguntitan ini bukan sekadar kekaguman berlebihan, tapi berubah menjadi rangkaian ancaman serius yang bikin merinding.

Namanya Eric Swarbrick, pria 26 tahun asal Austin, Texas, yang mengirim lebih dari 40 surat ke label rekaman Swift saat itu, Big Machine Label Group. Isi suratnya semakin lama makin gila, seksual, dan penuh kekerasan.

Eric akhirnya dijatuhi hukuman 30 bulan penjara federal dan tiga tahun pengawasan tambahan. Tapi cerita menyeramkan ini kembali jadi sorotan usai kakaknya, Matthew Swarbrick, buka suara dalam episode terbaru dokumenter Hollywood Demons di Investigation Discovery.

Dorong Taylor Swift Bunuh Diri, Ini Kisah Mengerikan Surat-Surat Penguntit yang Bikin Tercengang! 
- (Dok. USA Today).

"Awalnya, surat-surat itu aneh tapi nggak mengancam. Tapi beberapa bulan kemudian, dia nulis ingin bikin Taylor bunuh diri karena merasa ditinggalkan," ungkap Matthew dalam Stalking the Stars, yang tayang 28 April nanti.

Yang bikin kisah ini makin menyeramkan, Eric bahkan menulis, "Saya tidak akan ragu membunuhnya, dan tidak ada yang bisa kalian lakukan. Ingat siapa saya."

Dalam surat lainnya, ia bahkan mengaku ingin memperkosa Taylor Swift, sebuah pernyataan yang langsung bikin aparat turun tangan.

Matthew, sang kakak, mengungkap bahwa Eric dulunya adalah remaja populer yang main gitar, pimpin ibadah, supel. Tapi semuanya berubah sejak kuliah, ketika isolasi mulai menggerogoti mentalnya. Setelah lulus, Eric mulai mencuit halusinasi soal jadi 'nabi Tuhan' hingga 'Antikristus'. Keluarganya sempat mencoba mencari bantuan, tapi bingung harus mulai dari mana.

Eric bukan hanya menulis surat, ia juga mengantar langsung ke kantor Big Machine di Nashville. Aksinya itu membuat kasusnya naik jadi pelanggaran federal. Ia ditangkap pertama kali pada Agustus 2018, lalu ditangkap lagi sebulan setelahnya dan resmi didakwa atas penguntitan dan ancaman lintas negara.

Kini, setelah keluar dari penjara, Matthew bilang adiknya mulai pulih. "Dia sudah ke psikiater dan mulai kembali seperti dulu. Sekarang bahkan main sama anak-anak saya."

Tapi bagi Swift, mimpi buruk ini belum benar-benar usai. Kasus penguntitan masih terus menghantui sang superstar. Pada 2019, pria bernama David Liddle ditangkap di dekat rumahnya di Rhode Island dengan tas berisi linggis, pemukul baseball, dan sarung tangan. Tahun yang sama, Roger Alvarado mencoba membobol apartemennya di Manhattan untuk ketiga kalinya. Di 2022, Joshua Christian juga ditangkap karena masuk tanpa izin dan menguntit Taylor.

"Saat kamu terlalu sering dapat stalker yang coba masuk ke rumahmu, kamu mulai bersiap-siap untuk hal terburuk," kata Taylor Swift dalam wawancaranya dengan Elle pada 2019 lalu.

"Tiap hari aku coba mengingat semua kebaikan di dunia, cinta yang pernah kulihat, dan harapanku pada kemanusiaan. Kita harus hidup dengan berani agar benar-benar merasa hidup, dan itu berarti nggak dikuasai ketakutan terbesar kita," imbuhnya.

Kalau kalian mau tau ceritanya lebih lanjut, episode Stalking the Stars bisa disaksikan streaming di Max ya Gen!

N
Nayla Shabrina
Penulis
  • Tag:
  • Taylor Swift
  • Bunuh Diri
  • Stalker
  • Surat Ancaman
  • Selebriti
  • Musisi Perempuan

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE