AS dan Rusia Bahas Gencatan Senjata Laut Hitam dalam Pertemuan di Arab Saudi

JAKARTA, GENVOICE.ID - Amerika Serikat dan Rusia mengadakan pembicaraan di Arab Saudi untuk membahas kemungkinan gencatan senjata di Laut Hitam dan penghentian kekerasan dalam perang Ukraina. Delegasi AS sebelumnya bertemu dengan diplomat Ukraina pada Minggu, sebelum pertemuan dengan pejabat Rusia pada Senin. Gedung Putih menyatakan bahwa tujuan utama pertemuan ini adalah membuka jalur perdagangan maritim di Laut Hitam.

Perbedaan pendapat masih menjadi tantangan dalam negosiasi. Utusan AS, Steve Witkoff, menyatakan harapannya untuk "kemajuan nyata", sementara juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, memperingatkan bahwa negosiasi akan berjalan sulit. Witkoff menyebut ada potensi tercapainya kesepakatan awal terkait gencatan senjata di Laut Hitam, yang bisa berkembang menjadi gencatan senjata yang lebih luas. Namun, Peskov menegaskan bahwa proses ini masih dalam tahap awal.

AS dan Rusia Bahas Gencatan Senjata Laut Hitam dalam Pertemuan di Arab Saudi
- (Dok. VOA Indonesia).

Witkoff juga mengomentari rencana Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, yang ingin mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di Ukraina. Menurutnya, langkah tersebut lebih bersifat simbolis dan tidak memiliki strategi yang jelas.

Dalam perkembangan lain, Bloomberg melaporkan bahwa pemerintahan Trump sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas antara Rusia dan Ukraina sebelum Paskah, yang jatuh pada 20 April tahun ini. Namun, sumber-sumber menyebut tenggat waktu tersebut bisa saja berubah.

Di medan perang, serangan udara terus berlangsung. Lebih dari 140 drone diluncurkan ke berbagai wilayah Ukraina pada Minggu, menyebabkan sedikitnya tujuh korban jiwa, termasuk seorang anak. Serangan berlangsung selama lebih dari lima jam, dengan beberapa puing drone jatuh ke bangunan tempat tinggal di Kyiv.

Sementara itu, pasukan Rusia dilaporkan telah menguasai desa Sribne di wilayah Donetsk, sedangkan militer Ukraina menyatakan berhasil merebut kembali desa Nadia di Luhansk. Keberhasilan ini menjadi pencapaian langka bagi Ukraina di wilayah timur, yang sebagian besar berada di bawah kendali Rusia sejak invasi dimulai pada 2022.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • Perang Rusia-Ukraina
  • Amerika Serikat

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE