Perjalanan George Foreman: Dari Medali Emas Olimpiade hingga Juara Tertua Kelas Berat

JAKARTA, GENVOICE.ID - George Foreman, legenda tinju dunia yang pernah menjadi juara kelas berat di era keemasan olahraga ini, telah meninggal dunia pada usia 76 tahun, berikut adalah perjalanan karirnya yang penuh liku, dari remaja bermasalah hingga menjadi salah satu figur paling dicintai di Amerika.

Dilansir dari Guardian, George lahir di Marshall, Texas, pada 10 Januari 1949, George tumbuh dalam lingkungan yang keras. Masa mudanya diwarnai dengan kenakalan, termasuk pencurian dan perkelahian, hingga akhirnya ia menemukan jalan baru melalui program pelatihan kerja. Dari situlah, ia terinspirasi menjadi petinju setelah menyaksikan pertandingan Muhammad Ali melawan Floyd Patterson.

Perjalanan George Foreman: Dari Medali Emas Olimpiade hingga Juara Tertua Kelas Berat
- (Dok. ABC Inc/Everett/REX/Shutterstock).

Kariernya melesat cepat. Hanya dalam waktu singkat setelah kemenangan perdananya sebagai petinju amatir, ia meraih medali emas Olimpiade 1968 di Meksiko. George kemudian beralih ke tinju profesional dan mencatatkan rekor luar biasa, dengan mayoritas kemenangannya diperoleh lewat knockout.

Pada 1973, George bertemu dengan juara dunia saat itu, Joe Frazier, dalam duel yang bersejarah. Tanpa ampun, George menjatuhkan Frazier enam kali dalam dua ronde sebelum wasit menghentikan pertandingan. Dengan kemenangan itu, ia menjadi juara dunia kelas berat yang tampak tak terkalahkan.

Tahun 1974 menjadi titik balik besar dalam hidup George. Dalam pertarungan legendaris bertajuk Rumble in the Jungle di Zaire, ia berhadapan dengan Muhammad Ali, yang saat itu sudah berusia 32 tahun. George menjadi favorit utama, tetapi Ali menggunakan strategi cerdik dengan menahan pukulan demi pukulan hingga akhirnya menjatuhkan George di ronde kedelapan. Kekalahan itu menjadi pukulan telak bagi George, yang setelah beberapa pertarungan lagi, memutuskan untuk pensiun pada 1977 setelah kalah dari Jimmy Young.

Selama satu dekade berikutnya, George menjalani kehidupan yang sangat berbeda. Ia menjadi pendeta dan mengabdikan dirinya untuk agama serta kegiatan sosial. Namun, pada 1987, di usia 38 tahun, ia mengumumkan comeback-nya ke dunia tinju. Banyak yang meragukannya, tetapi George membuktikan bahwa usia hanyalah angka.

Pada 1991, ia menantang juara dunia Evander Holyfield, meskipun akhirnya kalah angka. Namun, puncak comeback-nya terjadi tiga tahun kemudian, saat ia menghadapi Michael Moorer pada 1994. Dalam pertarungan dramatis, George, yang saat itu berusia 45 tahun, mengalahkan Moorer dan menjadi juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah.

George akhirnya benar-benar gantung sarung tinju pada 1997, tetapi ia masih memiliki kejutan lain dalam hidupnya. Ia menjadi sosok bisnis yang sukses melalui George George Grill, alat pemanggang yang terjual jutaan unit di seluruh dunia. Pendapatannya dari produk ini bahkan melebihi total penghasilannya sebagai petinju.

Selain bisnis, ia juga aktif sebagai komentator tinju dan figur televisi yang populer. Dengan gaya berbicara yang humoris dan kepribadiannya yang hangat, George berhasil mengubah citranya dari petinju garang menjadi salah satu tokoh olahraga paling dicintai di Amerika.

Dalam kehidupan pribadinya, George menikah lima kali dan memiliki 12 anak. Lima putranya diberi nama George, sebuah keputusan unik yang mencerminkan filosofi kebersamaan dalam keluarganya.

"Saya menamai semua anak laki-laki saya George agar mereka selalu memiliki sesuatu yang sama. Jika satu dari kami naik, kami semua naik. Jika satu jatuh, kami semua jatuh bersama," kata George.

George George bukan sekadar petinju hebat, tetapi juga simbol ketahanan dan perubahan. Dari sosok yang dulu ditakuti di ring, ia menjelma menjadi ikon yang dicintai banyak orang, membuktikan bahwa dalam hidup, tidak ada kata terlambat untuk menulis ulang takdir.

 

M
M Ihsan
Penulis
  • Tag:
  • Mantan Petinju
  • George Foreman
  • Sport

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE