Translokasi Badak Jawa: Upaya Pemprov Banten dan Taman Nasional Ujung Kulon Buat Jaga Warisan Dunia

JAKARTA, GENVOICE.ID -Pemerintah Provinsi Banten bareng Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) baru aja mindahin dua ekor badak jawa (Rhinoceros sondaicus) ke kawasan konservasi khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang ada di Desa Ujung Jaya, Kabupaten Pandeglang.

Langkah ini jadi bagian dari upaya menjaga kelestarian sekaligus memperkuat program pengembangbiakan salah satu satwa paling langka di dunia tersebut.

Translokasi Badak Jawa: Upaya Pemprov Banten dan Taman Nasional Ujung Kulon Buat Jaga Warisan Dunia
- (Dok. Antara).

Gubernur Banten, Andra Soni bilang kalau pemindahan dua badak jawa ini adalah bukti nyata komitmen bareng antara pemerintah pusat, pemda, dan juga masyarakat buat bareng-bareng jaga kelestarian alam.

"Pelestarian alam, termasuk perlindungan satwa endemik seperti Badak Jawa, adalah komitmen bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta masyarakat," kata Andra di Gedung Negara Provinsi Banten.

Menurut Andra, Banten punya kekayaan alam yang luar biasa dan wajib dijaga bareng-bareng. Ia juga bilang kalau badak jawa bukan cuma simbol konservasi Indonesia, tapi juga termasuk warisan dunia yang harus dilestarikan.

"Translokasi ini adalah bentuk kepedulian kita terhadap masa depan lingkungan dan generasi yang akan datang," ujarnya.

Andra juga nge-highlight pentingnya kerja bareng antarinstansi buat suksesin program konservasi. Nggak cuma itu, dia juga ngajak masyarakat buat ikut ambil bagian dalam menjaga lingkungan. Menurutnya, upaya melestarikan badak jawa bisa jadi peluang ekonomi baru, terutama lewat wisata alam berbasis konservasi.

"Ini bukan hanya soal pelestarian, tetapi juga peluang. Wisata berbasis konservasi bisa membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal," ucapnya.

Kepala Balai Besar TNUK, Ardi Andono, bilang kalau dua badak jawa yang dipindahkan adalah Musofa (jantan) dan Desi Ratnasari (betina). Keduanya dipilih karena punya kondisi genetik terbaik dari total 87 ekor badak jawa yang masih hidup di Ujung Kulon saat ini.

"Kalau kita tidak melakukan upaya konservasi seperti ini, dengan kualitas DNA yang terus menurun, para ahli memprediksi populasi badak jawa bisa punah dalam waktu 40 tahun ke depan," kata Ardi.

Kedua badak itu nantinya bakal ditempatkan di area khusus seluas 40 hektare di kawasan JRSCA, buat mendukung program pengembangbiakan yang lebih terarah. Ardi juga menambahkan, nama "Desi Ratnasari" untuk si badak betina dipilih sebagai bentuk penghormatan kepada Desy Ratnasari yang pernah menjabat sebagai Duta Badak Indonesia.

R
Rifqy Alief Abiyya
Penulis
  • Tag:
  • Andra Soni
  • banten
  • badak jawa
  • Taman Nasional Ujung Kulon

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE