Tokoh Misterius Siap Mengguncang Musim Kedua Serial The Last of Us

JAKARTA, GENVOICE.ID - Musim kedua The Last of Us resmi dimulai dengan memperkenalkan sosok penantang terberat bagi Joel dan Ellie: Abby, diperankan oleh Kaitlyn Dever. Dalam episode perdana berjudul Future Days, penonton diperkenalkan pada Abby dan kelompoknya, yang memiliki ikatan mendalam dengan masa lalu Joel.

Dilansir dari The Hollywood Reporter, Abby adalah anak dari dokter Firefly yang dibunuh Joel di akhir musim pertama-aksi brutal yang ia lakukan demi menyelamatkan Ellie dari operasi yang bisa menghentikan penyebaran infeksi cordyceps, namun merenggut nyawanya. Sejak saat itu, Abby hanya punya satu tujuan: membalas dendam. "Pelan-pelan," ucap Abby dingin, merujuk pada bagaimana ia ingin menghabisi Joel.

Lima tahun kemudian, Joel dan Ellie hidup di permukiman Jackson, Wyoming. Hubungan keduanya mulai renggang, tepat saat Abby dan kelompoknya tiba di ambang kota-membawa bahaya dan konflik yang akan mengubah segalanya.

Abby adalah karakter yang paling kontroversial dalam versi gim The Last of Us Part II. Kini, dengan aktris sekelas Kaitlyn Dever, karakternya hadir dengan kekuatan emosional yang besar. Menariknya, Dever dulu sempat hampir memerankan Ellie ketika proyek ini masih berbentuk film. Setelah kerja samanya dengan Naughty Dog di Uncharted 4, peran Abby datang menghampiri tanpa proses audisi.

"Neil [Druckmann] dan Craig Mazin tahu pasti siapa yang cocok untuk cerita mereka," ujar Dever.

"Itu memberi rasa aman saat kami membangun karakter."

Meski kuat secara fisik, Abby adalah karakter yang dilandasi oleh duka dan kehilangan.

"Rasa sakit itulah yang membuatnya menakutkan," kata Dever.

Kaitlyn Dever bukan nama asing dalam karakter kompleks. Ia pernah memerankan Loretta McCready di Justified, remaja yang juga mencari keadilan atas kematian ayahnya. Meski dua dunia yang berbeda, keduanya sama-sama menunjukkan bagaimana kehilangan bisa mengubah seseorang jadi sosok penuh tekad dan bahaya.

Abby bukan sekadar penjahat baru. Ia adalah cermin dari rasa kehilangan, kekuatan, dan dendam.