Ditahan ICC atas Kejahatan terhadap Kemanusiaan, Rodrigo Duterte: "Saya Akan Bertanggung Jawab atas Segalanya"
JAKARTA. GENVOICE.ID - Mantan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, resmi ditahan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait kebijakan "perang melawan narkoba" yang dijalankannya selama masa kepemimpinan. Dalam sebuah video yang direkam di dalam pesawat menuju Belanda, Duterte menyatakan kesiapannya untuk bertanggung jawab atas tindakannya.
"Apa pun yang terjadi di masa lalu, saya adalah garda terdepan bagi aparat penegak hukum dan militer. Saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa saya akan melindungi kalian, dan saya akan bertanggung jawab atas semuanya," ujar Duterte dalam video tersebut.
Video itu tampaknya direkam dalam penerbangan menuju Belanda, tempat Duterte akan menjalani proses hukum di ICC. Ini merupakan pernyataan publik pertamanya sejak ditangkap pada Selasa (11/3) lalu.
Pesawat yang membawa Duterte mendarat di Bandara Rotterdam pada Rabu sore sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Ia kemudian dipindahkan ke pusat tahanan di pesisir Belanda.
Dalam pernyataan resminya, ICC mengonfirmasi bahwa mereka telah mengambil alih tahanan Duterte. Jaksa kepala ICC, Karim Khan, menyatakan bahwa "penangkapan ini adalah langkah penting dalam upaya memastikan keadilan bagi para korban kejahatan berat di bawah yurisdiksi ICC."
Panel hakim ICC telah meninjau bukti yang diserahkan oleh jaksa dan menemukan "alasan kuat untuk menduga Duterte bertanggung jawab secara individu sebagai pelaku tidak langsung dalam kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pembunuhan yang terjadi di Filipina antara 1 November 2011 hingga 16 Maret 2019."
Sidang awal akan dijadwalkan dalam waktu dekat untuk mengonfirmasi identitas Duterte dan menentukan bahasa yang digunakannya dalam proses hukum. Namun, belum ada kepastian kapan persidangan akan dimulai.
Di depan lembaga pemasyarakatan di Den Haag, para pendukung Duterte berkumpul, mengibarkan bendera Filipina, dan meneriakkan "Bawa dia kembali." Meskipun banyak aktivis dan keluarga korban menyambut baik penangkapannya, Duterte masih memiliki basis pendukung yang kuat, terutama di wilayah selatan Filipina.
Dalam video yang dirilis sebelum penahanannya, Duterte meyakinkan para pendukungnya dengan mengatakan, "Saya baik-baik saja, jangan khawatir." Sementara itu, putrinya yang juga Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte, tiba di Den Haag pada Rabu malam untuk memberikan dukungan.
Tim hukum Duterte telah mengajukan petisi atas nama putri bungsunya, Veronica Duterte, yang menuduh pemerintah Filipina telah "menculik" Duterte dan meminta agar ia dikembalikan ke negaranya.
Pendukung Duterte berargumen bahwa ICC tidak lagi memiliki yurisdiksi atas Filipina karena negara tersebut menarik diri dari Statuta Roma pada 2019. Namun, ICC menyatakan bahwa mereka tetap memiliki kewenangan atas dugaan kejahatan yang terjadi sebelum Filipina keluar dari perjanjian tersebut.
Presiden Filipina saat ini, Ferdinand Marcos Jr., yang sebelumnya bersekutu dengan Sara Duterte namun kini berselisih dengan keluarganya, menyatakan bahwa ia yakin "penangkapan ini dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur hukum."
0 Comments





- Liverpool Tersingkir dari Liga Champions Setelah Kalah Adu Penalti dari PSG
- Alami Krisis, Jepang Impor Beras dari Korea Selatan untuk Pertama Kalinya dalam 25 Tahun
- Ruben Onsu Batal Berangkat Haji: "Allah Punya Cerita Lain"
- Bukayo Saka Siap Tampil Lawan Madrid, Arsenal Incar Sejarah Baru di Liga Champions
- Nvidia Investasi Ratusan Miliar Dolar untuk Manufaktur di AS, Dorong Ketahanan Rantai Pasok
- Dibayar Lebih Rendah, Oscar Piastri Siap Kejar Gelar Juara
- FIFA Jatuhi Sanksi Berat untuk Indonesia, Termasuk Denda dan Pembatasan Penonton
- Mengenal Charlene Erasito, Wanita yang Mengungkap Misteri Laut Dalam di Fiji
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!