Pembekuan USAID Ancam Penanganan HIV, Polio, Mpox, dan Flu Burung
JAKARTA, GENVOICE.ID - Kepala World Health Organization (WHO), Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa penghentian United States Agency for International Development (USAID)
dari Amerika Serikat telah berdampak serius terhadap program penanganan HIV, polio, mpox, dan flu burung di berbagai negara.
Presiden AS, Donald Trump, mengambil langkah untuk menutup USAID, dengan alasan bahwa pengeluarannya "tidak dapat dijelaskan dengan baik".
Namun, Dr. Tedros mendesak pemerintahan Trump untuk mempertimbangkan kembali pembekuan dana bantuan tersebut hingga solusi alternatif ditemukan.
Dilansir dari BBC International, dalam konferensi pers virtual di Jenewa, Dr. Tedros mengungkapkan bahwa layanan pengobatan HIV dan program kesehatan lainnya telah terganggu di 50 negara akibat kebijakan ini. Ia secara khusus menyoroti dampak dari penghentian PEPFAR, program darurat presiden untuk penanggulangan AIDS, yang menyebabkan terhentinya layanan pengobatan, tes, dan pencegahan HIV.
"Klinik-klinik telah ditutup dan tenaga kesehatan terpaksa dirumahkan," ujar Dr. Tedros.
Trump menuding USAID sebagai lembaga yang "korup dan tidak kompeten", dan telah mengumumkan pemangkasan besar-besaran terhadap 10.000 tenaga kerja USAID serta penghentian hampir semua program bantuannya. USAID menghabiskan sekitar 40 miliar dolar AS atau 0,6% dari total anggaran tahunan pemerintah AS, dengan sebagian besar dana dialokasikan untuk Asia, Afrika Sub-Sahara, dan Eropa, termasuk bantuan kemanusiaan bagi Ukraina.
Selain membekukan dana USAID, Trump juga mengambil langkah untuk menarik AS dari keanggotaan WHO. Sebelumnya, di bawah pemerintahan Biden, AS merupakan pendonor terbesar WHO dan menyumbang hampir 20% dari anggaran badan kesehatan dunia itu pada tahun 2023.
Menurut Dr. Tedros, kebijakan ini menghambat kolaborasi global dalam menghadapi ancaman kesehatan dunia dan mengurangi transparansi pelaporan kasus flu burung pada manusia oleh AS.
Sebagai tanggapan atas krisis ini, WHO menerapkan langkah-langkah darurat serupa dengan yang digunakan saat pandemi Covid-19 untuk mengatasi kekurangan, seperti dalam distribusi obat antiretroviral bagi penderita HIV.
Direktur program HIV, hepatitis, dan infeksi menular seksual WHO, Meg Doherty, menegaskan bahwa meskipun ada upaya berbagi pasokan obat antarnegara, solusi jangka panjang tetap diperlukan.
"Kami telah berusaha mencari dukungan antarnegara untuk berbagi pasokan, tetapi ini hanya pendekatan sementara," ujarnya.
Pembekuan USAID Ancam Penanganan HIV, Polio, Mpox, dan Flu Burung
0 Comments





- Terungkap! Ini Alasan Elkan Baggott dan Ragnar Oratmangoen Tak Dipanggil Timnas Indonesia Lawan Tiongkok dan Jepang
- Chris Brown Bebas Bersyarat Usai Didakwa Serangan Brutal di Klub Malam London, Tetap Jalani Tur Dunia
- Denzel Washington Tersulut Emosi di Cannes, Lalu Diganjar Palme d’Or Kehormatan!
- Liverpool Samai Rekor Manchester United dalam Koleksi Gelar Liga Inggris
- BNN Buru Bos Kapal Pembawa 3,8 Ton Narkoba dari Thailand
- Setlist Tur Lady Gaga Akhirnya Terungkap! Ada 'Bad Romance', 'Poker Face' hingga Lagu Baru 'Blade Of Grass'
- Beringas! Aktor Ini Hamil 8,5 Bulan Saat Adegan Berbahaya, di Film Mission: Impossible - The Final Reckoning
- George Wendt, Pemeran Norm di Sitkom Ikonik Cheers, Meninggal Dunia di Usia 76 Tahun
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!