Jackie Chan Kaget Besar Saat Tahu Identitas Asli Orang Tuanya: Ayah Mata-Mata, Ibu Pengedar Narkoba
JAKARTA, GENVOICE.ID - Jackie Chan belum lama ini membagikan cerita mengejutkan tentang keluarganya. Dalam sebuah momen yang ia kenang, sang ayah, Charles, sempat mengungkapkan rahasia besar yang disimpannya selama bertahun-tahun.
Ketika sedang berada di dalam mobil, Charles berkata kepada putranya, "Nak, aku sudah tua. Bisa saja suatu saat aku tidur dan tak bangun lagi. Ada satu hal penting yang harus kau ketahui." Saat itulah, Jackie mengetahui bahwa ayahnya ternyata adalah seorang mata-mata, dikutip dariOkezone Celebrity, Rabu (11/6).
Karena pekerjaannya itu, Charles harus menyembunyikan identitas aslinya, bahkan sampai mengganti marga keluarga mereka. "Sebenarnya margamu bukan Chan, melainkan Fang," ujar Jackie menirukan pengakuan ayahnya.
Pengakuan itu sempat membuat Jackie Chan terkejut. Namun setelah beberapa jam merenung, ia perlahan bisa menerima kenyataan yang baru diketahuinya itu.
Lewat dokumenter berjudul "Traces of the Dragon: Jackie Chan and His Lost Family" yang dirilis pada 2003, diketahui bahwa Charles Chan merupakan agen intelijen Tiongkok saat negara itu mengalami Perang Saudara di era 1940-an.
Tak hanya ayahnya, ibu Jackie, Lee Lee, juga memiliki masa lalu kelam yang baru terungkap. Dalam dokumenter yang sama, Lee disebut pernah menjadi pengedar narkoba dan juga kecanduan judi berat.
Di sisi lain, Jackie Chan mengaku dirinya merupakan anak yang sangat nakal semasa kecil. Kenakalannya bahkan membuat kedua orang tuanya kewalahan. "Saya dulu bandel sekali. Saya tidak mau sekolah. Kalau pun berangkat, buku-buku di tas sering saya buang," kenangnya sambil tertawa.
Karena tingkahnya yang sulit dikendalikan, ayah Jackie akhirnya memutuskan memasukkannya ke sekolah bela diri. Di tempat itulah Jackie mulai belajar kedisiplinan, yang kemudian menjadi awal mula kariernya di dunia hiburan.
Karier film Jackie dimulai sejak kecil saat ia membintangi "Big and Little Wong Tin Bar" pada 1962. Sekitar satu dekade kemudian, ia menjadi stuntman di film "Fist of Fury", beradu akting dengan Bruce Lee.
Pada era 1970-an, Jackie membintangi sejumlah film laga seperti "Enter the Dragon" (1973), "Shaolin Wooden Men" (1976), "To Kill with Intrigue" (1977), "Half a Loaf of Kung Fu" (1978), dan "Magnificent Bodyguards" (1978).
Setelah sukses di Asia, Jackie mulai merambah Hollywood lewat "Rumble in the Bronx" (1995). Namun namanya kian melejit setelah berperan dalam "Rush Hour" bersama Chris Tucker pada 1998.
Uniknya, Jackie sendiri sempat bingung melihat kesuksesan film "Rush Hour" di Amerika. "Saya bahkan tidak paham satu pun kalimat Chris. Budaya kami benar-benar berbeda," tuturnya.
Meski begitu, "Rush Hour" sukses besar dengan pendapatan global mencapai USD244 juta. "Tiba-tiba saya dapat telepon bahwa film itu pecahkan rekor dalam tiga hari penayangan. Produser langsung bilang, 'Ayo buat sekuel dua, tiga, bahkan empat'," tambah Jackie.
0 Comments





- PLN Gandeng HDF dan PT SMI, Dukung Transisi Energi Hijau Disaksikan Prabowo-Macron
- Pedro Pascal Kecam Serangan Trump terhadap Seniman: "Lawan dan Jangan Biarkan Mereka Menang"
- Serial Bulan Ramadan dari Suriah yang Bertemakan Politik
- Korea Selatan Gelar Pemilu Presiden di Tengah Dampak Krisis Yoon Suk Yeol
- Nico Parker Berikan Tanggapan Tajam untuk Kritik soal Penampilannya di Film 'How to Train Your Dragon'
- Red Bull Ganti Lawson dengan Tsunoda, Keputusan Strategis atau Tindakan Panik?
- HBO Resmi Umumkan Deretan Pemeran Serial "Harry Potter", Termasuk Dumbledore dan Snape
- Draymond Green Jadi Pemain Tertua yang Raih 'NBA Hustle Award 2025'
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!