NATO Siap Hadapi Ancaman Rusia, Anggaran Militer Bakal Naik Jadi 5% PDB

JAKARTA, GENVOICE.ID - NATO bersiap menghadapi kemungkinan terburuk: potensi serangan dari Rusia dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Sekjen NATO, Mark Rutte, yang juga mengungkapkan bahwa para pemimpin aliansi tersebut diperkirakan akan menyepakati peningkatan anggaran pertahanan hingga 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) dalam waktu dekat.

Berbicara di London usai bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Rutte menekankan perlunya langkah besar untuk memperkuat pertahanan kolektif NATO. Salah satu fokus utamanya adalah penguatan pertahanan udara, penambahan tank dalam jumlah besar, serta produksi jutaan peluru artileri untuk menyamai kekuatan militer Rusia.

NATO Siap Hadapi Ancaman Rusia, Anggaran Militer Bakal Naik Jadi 5% PDB
- (Dok. Atlantic Council).

Menurut Rutte, bahkan jika konflik di Ukraina berakhir, Rusia tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan kawasan. Ia juga memperingatkan bahwa Kremlin kemungkinan besar akan terus mempertahankan kekuatan militernya, termasuk jumlah personel aktif yang sangat besar dan belanja pertahanan yang tinggi.

Untuk itu, NATO akan mendorong setiap negara anggotanya meningkatkan belanja pertahanan inti hingga 3,5% dari PDB, ditambah 1,5% untuk infrastruktur pendukung seperti keamanan siber dan logistik. Target 5% ini menjadi salah satu poin penting yang akan dibahas dalam pertemuan puncak NATO di Den Haag bulan ini.

Rencana tersebut sempat memicu reaksi keras dari Rusia. Juru bicara Kremlin menyebut langkah NATO sebagai bentuk provokasi dan menilai bahwa ancaman yang disampaikan aliansi Barat itu hanyalah "bayangan".

Di sisi lain, Inggris menjadi salah satu negara yang mendukung penuh gagasan Rutte. Pemerintah Inggris bahkan telah menetapkan target peningkatan belanja militer secara bertahap, dari 2,33% PDB saat ini menjadi 2,5% pada 2027, dan terus meningkat hingga 3% pada awal 2030-an.

Rutte juga menyoroti pentingnya NATO memperbarui strategi persenjataan dan logistiknya, mengingat stok militer banyak yang telah dialihkan ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 2022. Menurutnya, ancaman serangan udara yang terus membayangi seperti yang terjadi di Ukraina menjadi alasan kuat untuk membangun sistem pertahanan udara yang jauh lebih kuat di negara-negara anggota.

Secara keseluruhan, Rutte menegaskan bahwa keamanan Eropa memerlukan kesiapan tempur yang jauh lebih besar. Ia menyebut perlunya transformasi besar-besaran, bukan hanya dalam jumlah alutsista, tetapi juga dalam kesiapan logistik dan dukungan medis. Ini dilakukan demi memastikan bahwa NATO siap menghadapi segala kemungkinan yang muncul dari arah timur.

D
Daniel R
Penulis
  • Tag:
  • eropa
  • Rusia

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE