Dua Kuil Buddha Berumur Ribuan Tahun Rusak Akibat Kebakaran Hutan di Korea Selatan

JAKARTA, GENVOICE.ID - Kebakaran hutan yang melanda Korea Selatan dalam beberapa hari terakhir telah merusak dua kuil Buddha bersejarah yang berusia lebih dari seribu tahun. Kebakaran yang menyebar dengan cepat akibat angin kencang dan kondisi kering ini telah menghancurkan ratusan bangunan serta memaksa puluhan ribu warga mengungsi.

Salah satu kuil yang terdampak adalah Gounsa, kompleks kuil bersejarah yang dibangun pada abad ke-7. Sebelum api mencapai area utama, pihak berwenang berhasil mengevakuasi beberapa benda berharga, termasuk patung Buddha batu yang menjadi salah satu peninggalan penting di sana. Namun, sebagian besar bangunan kayu di kompleks kuil tersebut mengalami kerusakan parah.

Kebakaran juga mencapai sebuah kuil berusia lebih dari 1.000 tahun lainnya di wilayah yang terdampak. Video dari media internasionalmenunjukkan kobaran api mengepung kuil tersebut sebelum akhirnya merusak sebagian besar struktur bangunan. Korea Heritage Service melaporkan bahwa bangunan utama serta beberapa paviliun yang berstatus sebagai harta nasional telah rusak atau terbakar.

Pihak berwenang masih melakukan upaya pemadaman dengan mengerahkan ribuan personel dan ratusan unit pemadam kebakaran, termasuk helikopter yang menyiramkan air ke area-area terdampak. Namun, kondisi cuaca yang tidak mendukung membuat api sulit dikendalikan.

Selain menghancurkan situs bersejarah, kebakaran ini juga menewaskan sedikitnya 26 orang dan menyebabkan lebih dari 27.000 warga mengungsi. Pemerintah Korea Selatan menyebut kebakaran ini sebagai yang terburuk dalam sejarah negara tersebut, dengan luas lahan yang terbakar mencapai lebih dari 88.000 hektare.

Meskipun beberapa benda berharga berhasil diselamatkan, hilangnya sebagian bangunan dari kuil-kuil bersejarah ini menjadi pukulan besar bagi warisan budaya Korea Selatan. Pihak berwenang kini tengah berupaya menilai tingkat kerusakan dan mempertimbangkan langkah-langkah restorasi setelah kebakaran berhasil dipadamkan.