Eks Atlet Wushu Ini Kritik Hadiah Jam Tangan Mewah dari Presiden Prabowo ke Timnas: 'Cabang Lain Dicuekin'
JAKARTA, GENVOICE.ID - Keberhasilan Timnas Indonesia melaju ke babak playoff Piala Dunia 2026 disambut hangat oleh publik. Namun di balik perayaan tersebut, muncul kontroversi terkait hadiah jam tangan mewah bermerek Rolex dari Presiden Prabowo Subianto kepada para pemain Timnas.
Hadiah bernilai antara Rp190 juta hingga Rp250 juta per unit ini diberikan dalam suasana kekeluargaan di kediaman pribadi Presiden pada 6 Juni 2025. Momen pemberian hadiah itu menjadi viral setelah diunggah oleh salah satu pemain, Justin Hubner, melalui media sosial.
Meski menuai pujian dari banyak pihak, langkah tersebut juga mengundang kritik keras, salah satunya dari mantan atlet nasional wushu, Lindswell Kwok. Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Lindswell menyuarakan kekecewaan terhadap apa yang ia nilai sebagai ketimpangan perhatian dan apresiasi terhadap cabang olahraga non-sepak bola.
"Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya? Karena cabang olahraganya," tulis Lindswell, yang dikenal sebagai peraih Satyalancana Dharma Olahraga dan ikon wushu nasional.
Lindswell menegaskan bahwa kritiknya tidak ditujukan kepada para pemain Timnas, melainkan kepada sistem yang ia nilai tidak adil dalam memberikan apresiasi berdasarkan prestasi. Ia menyayangkan kecenderungan pemerintah yang lebih memanjakan cabang olahraga populer, sementara cabang-cabang lain yang juga berprestasi kerap terpinggirkan.
Lebih jauh, Lindswell mengungkapkan kondisi para atlet muda wushu yang telah menjalani pelatnas selama delapan bulan, namun tiba-tiba dipulangkan secara sepihak melalui pertemuan daring. Ia menyebut alasan pemulangan tersebut adalah efisiensi anggaran oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Mereka mengorbankan sekolah untuk pelatnas, tapi tiba-tiba dipulangkan secara tidak layak. Mereka juga berjuang demi negara," ungkapnya.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan bahwa pemberian jam tangan tersebut merupakan bentuk apresiasi pribadi dari Presiden. Ia juga menyebut bahwa pemerintah telah mengalokasikan hampir Rp200 miliar per tahun untuk sepak bola nasional, menjadikannya cabang olahraga dengan dukungan anggaran terbesar dalam sejarah.
Namun, menurut Lindswell, langkah tersebut perlu ditinjau ulang dari sudut pandang keadilan dan kebijakan olahraga secara menyeluruh.
"Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi, lalu kita iri. Tapi lihat dulu siapa yang memberi, dan dalam situasi apa. Presiden di masa efisiensi, saat cabor lain nyaris tak tersentuh perhatian," katanya.
Menutup pernyataannya, Lindswell menekankan pentingnya memperlakukan seluruh atlet Indonesia secara setara, tidak berdasarkan tingkat popularitas, melainkan atas dasar prestasi dan pengabdian.
"Sudah kewajiban saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia olahraga untuk bersuara. Yang kita harapkan adalah kemajuan di semua bidang, bukan hanya satu atau dua cabang olahraga saja," tutupnya.
Polemik ini membuka ruang diskusi lebih luas mengenai arah kebijakan olahraga nasional dan bagaimana negara memberikan penghargaan kepada pahlawan-pahlawan olahraga dari berbagai latar belakang.
0 Comments





- Ini Gaya Hidup Sehat yang Dapat Mempengaruhi dalam Menurunkan Risiko Depresi
- Salah Murka! Trent Dicemooh di Anfield, Padahal Sudah 20 Tahun Mengabdi ke Liverpool
- The White Lotus Season 3 Dibuka dengan Ledakan Mencekam di Thailand!
- Coachella Dikenakan Denda 20.000 Dolar AS, Ada Apa? Berikut Penjelasannya!
- OpenAI Blokir Akun dari Tiongkok dan Korea Utara yang Gunakan AI untuk Operasi Pengaruh Opini
- Grup Hip-Hop Kneecap Berpisah dengan Agen Booking Setelah Kontroversi di Coachella
- Gubernur Banten Larang Study Tour ke Luar Daerah, Prioritaskan Kunjungan ke Industri Lokal
- Alibaba Buat Model AI Pembuatan Video dan Gambar yang Tersedia untuk Umum, Siap Tantang OpenAI dan Pesaing Lain
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!