Ditanya Soal Tarif Produksi Luar Negeri Saat Promosi 'Mission: Impossible', Tom Cruise: "Lebih Baik Fokus ke Filmnya"

JAKARTA, GENVOICE.ID - Tom Cruise baru-baru ini menghadiri acara jumpa pers film terbarunya, "Mission: Impossible - The Final Reckoning", di Seoul. Namun, bukannya membahas aksi mendebarkan di layar lebar, suasana sempat berubah canggung saat seorang jurnalis melempar pertanyaan soal tarif produksi film luar negeri yang diusulkan oleh mantan Presiden Donald Trump.

Reporter tersebut mempertanyakan apakah syuting lintas negara yang dilakukan film ini, termasuk di Afrika, akan terdampak oleh kebijakan tarif 100% untuk film yang diproduksi di luar AS. Tapi Cruise langsung merespons singkat, "Kami lebih suka jawab soal filmnya, terima kasih," katanya sambil memberi isyarat kepada moderator untuk lanjut ke pertanyaan berikutnya.

Sang moderator pun menyebut itu sebagai jawaban yang adil dan segera mengganti topik.

Sebagai informasi, film "Mission: Impossible" memang terkenal karena pengambilan gambarnya yang dilakukan di berbagai belahan dunia, termasuk Inggris, Norwegia, dan Afrika Selatan untuk seri terbarunya. Waralaba ini sudah menghasilkan lebih dari $4 miliar secara global, menjadikannya salah satu seri film aksi paling sukses sepanjang masa.

Sementara itu, Trump baru-baru ini menyatakan ingin memberlakukan tarif besar bagi film yang diproduksi di luar AS, menyebut bahwa industri film Amerika sedang "sekarat" karena banyaknya insentif dari negara lain. Ia mengklaim hal ini sebagai ancaman nasional dan bagian dari "perang propaganda."

Namun, hingga saat ini belum ada kebijakan final yang ditetapkan. Yang jelas, Tom Cruise lebih memilih membahas aksi Ethan Hunt melawan waktu ketimbang politik tarif internasional.

"Mission: Impossible - The Final Reckoning" dijadwalkan tayang di bioskop mulai 23 Mei.