Warga Gaza Gelar Iftar Bersama di Tengah Reruntuhan Puing Bangunan
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sebuah pemandangan luar biasa terbentang di Rafah, Gaza Selatan, sebuah meja panjang beralas merah menjulur di antara reruntuhan bangunan yang hancur akibat perang. Di tengah kehancuran yang menyelimuti wilayah tersebut, ratusan warga Palestina berkumpul untuk berbuka puasa bersama di bulan suci Ramadan.
Dilansir dari Al Jazeera, saat matahari perlahan tenggelam, anak-anak, orang tua, dan pemuda duduk berjejer di kursi plastik, menyantap hidangan Iftar dengan penuh kehangatan. Bendera Palestina dan lampu-lampu kecil yang menggantung di antara puing-puing seakan menghadirkan kembali secercah kehidupan di tengah tragedi.
"Kesedihan begitu mendalam, dan segalanya di sekitar kami terasa menyayat hati. Kami ingin mengembalikan sedikit kebahagiaan ke jalanan ini, seperti sebelum perang menghancurkan segalanya," ujar Malak Fadda, penggagas acara ini.
Suara musik yang mengalun dari pengeras suara menciptakan suasana yang berbeda dari biasanya, membawa sejenak perasaan damai di tengah kesulitan. Namun, di balik kebersamaan itu, kenyataan pahit tetap membayangi. Perang yang telah berlangsung berbulan-bulan telah menghancurkan hampir seluruh wilayah Gaza, memaksa sebagian besar penduduknya mengungsi, dan menyebabkan krisis pangan yang semakin parah.
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meski gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari telah membuka jalur bantuan lebih besar ke Gaza, ratusan ribu warga masih bertahan di tenda-tenda darurat dan bahkan tinggal di antara reruntuhan rumah mereka yang telah rata dengan tanah.
Di Beit Lahiya, sebuah kota di Gaza utara, puluhan warga dengan penuh keteguhan hati menggelar Iftar bersama di tengah puing-puing bangunan yang setengah runtuh. Dengan sisa-sisa bangunan yang porak poranda menjadi latar belakang, mereka menyantap makanan dengan semangat perlawanan yang tak luntur.
"Kami berada di sini, di tengah kehancuran, dan kami tetap bertahan meskipun harus menanggung luka dan kesedihan," ujar Mohammed Abu al-Jidyan.
Di tengah cobaan yang luar biasa berat, solidaritas dan keteguhan hati warga Gaza tetap terpancar. Ramadan yang seharusnya menjadi bulan penuh berkah dan kedamaian kini dijalani dengan keterbatasan dan penderitaan. Namun, bagi mereka, kebersamaan dan semangat perjuangan adalah sesuatu yang tidak bisa dihancurkan, bahkan oleh perang sekalipun.
Warga Gaza Gelar Iftar Bersama di Tengah Reruntuhan Puing Bangunan
0 Comments





- Aktor Legendaris Damon Wayans Tanggapi Pembatalan Film "Poppa’s House" dengan Pesan Haru
- Pernyataan Pro-Palestina Penyanyi Kehlani Picu Pembatalan Konser di Cornell
- Aksi Pencurian Kotak Amal di Masjid Viral, Pelaku Akhirnya Ditangkap Polisi
- Wakil Ketua MPR RI Usulkan 3 April Jadi Hari NKRI, Angkat Peran Penting Mosi Integral M. Natsir
- Pelatih Liverpool Tak Cemas Soal Paceklik Gol Mohamed Salah
- The Last of Us Season 2 Diakhiri Scene yang Ngegantung! Apakah Ellie Mati? Berikut Penjelasan dari Kreator Serialnya
- Debut Sutradara Scarlett Johansson Bikin Geger Cannes! Film "Eleanor the Great" Banjir Standing Ovation & Dicap 'Histori...
- Liverpool Hampir Dekat Capai Kesepakatan Baru dengan Mohamed Salah
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!