Heboh! Pilot dan Co-Pilot Korean Air Adu Jotos Gegara Debat Soal Presiden Korsel

JAKARTA, GENVOICE.ID - Bukan di udara, tapi tensinya tetap tinggi! Dua pilot Korean Air dilaporkan terlibat adu jotos serius gara-gara debat panas soal keputusan kontroversial mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, yang menetapkan darurat militer pada 3 Desember lalu.

Insiden ini terjadi saat mereka berada di Brisbane, Australia, bukan saat penerbangan berlangsung, namun tetap bikin geger internal maskapai.

Keduanya adalah kru dari penerbangan rute Incheon-Brisbane yang mendarat pada Desember 2024 lalu.

Menurut pernyataan resmi Korean Air yang dirilis Senin, (7/4), cekcok bermula dari perbedaan pendapat politik soal Yoon, yang kala itu sedang jadi sorotan publik karena statusnya sebagai presiden pertama yang menetapkan darurat militer sejak 1980-an.

Adu argumen berubah jadi baku hantam-dan berakhir di rumah sakit. Iya, dua-duanya luka-luka dan butuh perawatan medis.

Akibat perkelahian ini, keduanya dinyatakan tidak layak terbang untuk jadwal penerbangan pulang dua hari kemudian. Korean Air pun terpaksa mengirim kru pengganti dari Korea buat memastikan pesawat bisa kembali dengan selamat.

Pihak maskapai akhirnya memecat keduanya setelah menjalani sidang etik internal.

"Insiden ini sangat kami sesali," kata juru bicara Korean Air, dikutip dari Korea Herald, Senin, (7/4), seraya menambahkan bahwa mereka kini telah meningkatkan pelatihan soal etika kerja dan netralitas politik bagi seluruh karyawan.

Kejadian ini menambah deretan efek domino dari gejolak politik yang dipicu oleh Yoon Suk Yeol. Mantan jaksa yang jadi presiden itu resmi dimakzulkan setelah Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa ia melanggar konstitusi dengan deklarasi darurat militer yang membahayakan demokrasi.

Demonstrasi besar-besaran pecah selama berbulan-bulan, memecah masyarakat menjadi dua kubu, pro dan anti-Yoon. Dan rupanya, perpecahan itu juga merambah ke kokpit pesawat.

Dengan politik yang makin panas, dan netizen makin vokal, maskapai sekelas Korean Air kini harus menghadapi fakta bahwa debat politik bisa benar-benar lepas landas-tanpa kendali.