Diet Lebih Santai Tapi Efektif, Intermittent Fasting 4:3 Jadi Pilihan Baru Turunkan Berat Badan

JAKARTA, GENVOICE.ID - Berbicara mengenai penurunan berat badan, memperhatikan makanan yang masuk ke tubuh tentu sangat penting. Defisit kalori menjadi kunci utama untuk menurunkan berat badan.

Dilansir Hindustan Times, berdasarkan studi baru yang dikeluarkan Annals of Internal Medicine, intermittent fasting menjadi cara efektif dibandingkan metode tradisional defisit kalori.

Diet Lebih Santai Tapi Efektif, Intermittent Fasting 4:3 Jadi Pilihan Baru Turunkan Berat Badan
- (Dok. Shutterstock).

Metode Intermittent Fasting 4:3

Berdasarkan hasil penelitian, metode puasa intermiten 4:3 menunjukkan efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pola diet konvensional. Lalu, apa yang dimaksud dengan metode ini? Puasa 4:3 merupakan strategi makan mingguan yang berbeda dari kebiasaan menghitung kalori harian.

Pola ini mengharuskan seseorang untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah sangat sedikit selama tiga hari dalam seminggu, sementara pada empat hari sisanya, mereka diperbolehkan makan seperti biasa. Pada hari-hari puasa, asupan kalori dibatasi hingga hanya 20% dari kebutuhan harian, sedangkan pada hari non-puasa, pola makan kembali normal.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 165 orang dewasa yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Peserta dibagi ke dalam dua kelompok: satu menjalani puasa intermiten 4:3, dan satu lagi mengikuti diet dengan pengurangan asupan kalori sebesar 34% setiap hari.

Setelah satu tahun, kelompok puasa 4:3 mengalami penurunan berat badan rata-rata 7,7 kg, sementara kelompok diet harian mengalami penurunan sekitar 4,8 kg. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang cukup mencolok, dengan kelompok puasa intermiten berhasil mengurangi sekitar 7,6% berat badan, sedangkan kelompok diet harian hanya sekitar 5%. Temuan ini mengindikasikan bahwa metode puasa 4:3 lebih efektif dalam menurunkan berat badan.

Dinilai Cocok Bagi Banyak Orang

Tak hanya efektif dalam menurunkan berat badan, metode puasa 4:3 juga dianggap lebih mudah diterapkan dan lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari. Para peneliti mencatat bahwa peserta yang menjalani pola ini menunjukkan tingkat konsistensi yang lebih tinggi dan cenderung tidak mudah menyerah.

Meskipun kedua kelompok dalam penelitian mengalami penurunan berat badan serta perbaikan kondisi kesehatan, termasuk tekanan darah, kelompok puasa intermiten memperlihatkan stabilitas dan kepatuhan yang lebih baik terhadap program yang dijalankan.

Jenis puasa intermiten ini juga dinilai lebih fleksibel karena tidak menuntut pembatasan makan setiap hari. Peserta masih dapat mengonsumsi makanan secara normal pada hari-hari tertentu, sehingga mengurangi tekanan psikologis dan membuat metode ini lebih dapat diterima serta berpeluang tinggi untuk dijalani dalam jangka panjang.

R
Rifqy Alief Abiyya
Penulis
  • Tag:
  • lifestyle
  • Health
  • kesehatan
  • Gaya Hidup Sehat
  • Diet
  • Puasa

0 Comments

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!

Kirim
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE