13 Pekerja Tewas, Penambangan Emas Dihentikan di Peru
JAKARTA, GENVOICE.ID - Penambangan emas di wilayah utara Peru dihentikan sementara setelah terungkapnya pembunuhan 13 pekerja tambang yang diculik dan dibunuh oleh sekelompok kriminal. Presiden Peru, Dina Boluarte, mengumumkan pemberlakuan jam malam selama 12 jam di daerah Pataz, tempat tragedi tersebut terjadi, dan keputusan untuk menangguhkan aktivitas penambangan di wilayah tersebut.
Pada hari Minggu, perusahaan penambangan La Poderosa mengonfirmasi bahwa jenazah 13 pekerja kontrak lokal ditemukan oleh polisi di dalam salah satu terowongan tambang yang dikelola perusahaan. Ke-13 pekerja tersebut sebelumnya telah diculik lebih dari seminggu oleh kelompok kriminal yang diyakini terlibat dalam penambangan emas ilegal.
Presiden Boluarte mengatakan bahwa pasukan bersenjata akan mengontrol wilayah tempat tambang tersebut beroperasi, namun rincian tentang bagaimana penghentian penambangan selama 30 hari akan diterapkan belum dijelaskan lebih lanjut. Tanggapan pemerintah ini datang di tengah kemarahan publik dan kritik terhadap tindakan kriminal yang terjadi, serta kekhawatiran mengenai meningkatnya kekerasan terkait dengan penambangan emas ilegal.
Penambangan emas ilegal di Peru, yang kini menjadi masalah besar bagi negara ini, telah tumbuh pesat seiring dengan melonjaknya harga emas internasional. Para ahli mengungkapkan bahwa penambangan ilegal menjadi salah satu aktivitas kriminal paling menguntungkan, yang berkontribusi besar terhadap pencucian uang di negara tersebut. Laporan menunjukkan bahwa penambangan ilegal ini menyumbang sekitar $9 miliar, atau 60 persen dari total aset yang dicuci di Peru antara 2014 hingga 2024.
Sejak pandemi COVID-19, penambangan emas ilegal telah menyebar luas ke seluruh wilayah Peru. Wilayah La Libertad, tempat terjadinya pembunuhan ini, telah berada dalam keadaan darurat selama lebih dari dua tahun karena tingginya tingkat kekerasan dan ketidakstabilan yang ditimbulkan oleh aktivitas penambangan ilegal.
Pada 2024, jumlah korban tewas akibat kekerasan yang melibatkan geng-geng kriminal ini tercatat meningkat pesat. Pembunuhan 13 pekerja tambang di Pataz menambah panjang daftar panjang korban jiwa yang telah jatuh akibat kekerasan terkait penambangan ilegal di negara tersebut.
Situasi ini memicu protes di berbagai tempat, termasuk di ibu kota Lima, di mana ribuan penambang emas mengadakan aksi untuk mendesak pemerintah agar memperhatikan nasib mereka. Para penambang ini menuntut agar pemerintah melindungi mereka dari ancaman kriminal dan memastikan keamanan di wilayah penambangan. Mereka juga menuntut agar pemerintah membentuk registri resmi penambang ilegal yang akan melindungi mereka dari penuntutan dan tindakan hukum yang lebih keras.
Sementara itu, keluarga para korban terus menuntut keadilan dan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja tambang, yang sering kali terperangkap dalam lingkaran kekerasan yang tak terkontrol. Dalam sebuah pernyataan, La Poderosa Mining mengonfirmasi bahwa total korban tewas akibat kekerasan di daerah tersebut kini telah mencapai 39 orang sejak dua tahun terakhir.
13 Pekerja Tewas, Penambangan Emas Dihentikan di Peru
0 Comments





- 10 Ucapan Jumat Agung 2025, Penuh Makna Kasih dan Harapan
- Kanye West Rilis Lagu Baru yang Diduga Libatkan P. Diddy
- Isyana Sarasvati Ungkap Rahasia: Jago Bermusik, Tapi Minder Saat Berkomunikasi
- Ditanya Soal Peluang Juara, Arteta Meninggalkan Wawancara
- Ryan Reynolds Mau Disney Bikin Versi ‘Star Wars’ Dewasa
- Samsung Galaxy A56 Resmi Dirilis dengan AI dan Pengisian Daya 45W
- Noel Gallagher Terkejut Lihat Latihan Oasis yang Mengagumkan
- Barcelona Menang Banding, Olmo dan Víctor Tetap Bisa Bermain Meski Tersandung Batas Gaji
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama berkomentar!